Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Deteksi Dini Kanker Minim

Indriyani Astuti
01/2/2018 10:02
Deteksi Dini Kanker Minim
(ANTARA/Feny Selly)

UPAYA deteksi dini untuk kanker payudara dan kanker serviks masih rendah. Cakup-an deteksi dini kanker serviks dengan metode inspeksi visual menggunakan asam asetat (IVA) dan pemeriksaan payudara klinis oleh dokter (sadanis) pada 2017 hanya sekitar 8,1% atau hanya dijalani sekitar 3 juta perempuan. Padahal target nasional untuk deteksi dini kanker menyasar 34 juta orang.

“Tanpa akselerasi, target nasional baru akan tercapai 34 tahun lagi,” ujar Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Mohamad Subuh dalam temu media menjelang Hari Kanker Sedunia di Jakarta, kemarin. Hari Kanker Sedunia diperingati setiap 4 Februari.

Subuh menjelaskan akse-lerasi dibutuhkan supaya target itu dapat tercapai pada 2025. Oleh karena itu, dalam pengendalian dan pencegahan kanker, pemerintah turut melibatkan masyarakat melalui sosialisasi agar kanker dapat lebih dini ditemukan dan lebih awal ditangani.

Pembiayaan untuk pengobatan kanker, imbuh dia, terus meningkat. Berdasarkan data BPJS Kesehatan, per September 2017 pengobatan kanker menelan biaya Rp2,1 triliun.

Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia Prof Aru W Sudoyo mengatakan di negara-negara maju, tutur dia, prevalensi kanker dapat dikendalikan melalui deteksi dini. Namun, di Indonesia, prevalensi kanker justru terus naik. Berdasarkan data Riskesdas 2013, prevalensi kanker di Indonesia sebesar 1,4 per 1.000 penduduk.

Dia pun mendorong agar upaya preventif sebaiknya lebih digencarkan. Contohnya, mendorong agar biaya imunisasi human papiloma virus (HPV) sebagai pencegahan kanker serviks dapat ditanggung BPJS Kesehatan. “Karena biaya pengobatan pasti jauh lebih mahal daripada pencegahan.”

Pada kesempatan itu dia juga mengingatkan pentingnya gaya hidup sehat untuk menekan risiko kanker. Menurutnya dengan pola makan bergizi seimbang, mempertahankan berat badan agar ideal, berolahraga secara teratur, dan tidak merokok dapat mengurangi risiko terkena kanker hingga 30%. (Ind/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya