Headline

Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.

[OBITUARIUM] Urip iku Urup

MI
22/12/2017 09:41
[OBITUARIUM] Urip iku Urup
(Sukamdani Sahid Gi­­tosardjono---MI/Ramdani)

FALSAFAH Jawa, urip iku urup--hidup harus bermanfaat untuk orang banyak--menjadi pegangan hidup Sukamdani Sahid Gi­­tosardjono. Dengan falsafah itu, pejuang 1945 yang dikenal se­bagai pengusaha per­hotelan itu menja­di sosok yang banyak memberikan keteladanan.

Karena itu, berpulangnya ia ke pangku­an Ilahi di usia 89 ta­hun, kemarin pukul 09.15 di Rumah Sakit Sahid Sahirman Memorial, Jakarta, menghadirkan rasa kehilangan mendalam bagi banyak pihak.

“Pak Sukamdani itu pelopor berbagai bidang. Dia pelopor pengusaha nasional, pelopor industri perhotel­an, pendidikan, dan Kadin. Beliau itu banyak jasa,” ungkap Wakil Presiden Jusuf Kalla seusai melayat di rumah duka, Jakarta, kemarin.

Menurut Kalla, Sukamdani pebisnis andal. Banyak pengusaha yang memiliki hubungan bisnis dan persahabatan kuat dengannya.

“Saya kenal almarhum mungkin sudah 40 tahun sehingga kenangan dengan beliau banyak. Tentunya kepeloporan dan ketekunannya dalam dunia usaha merupakan teladan bagi kita semua,” imbuhnya.

Pada kesempatan sama, pendiri sekaligus Preskom Lippo Group, Mochtar Riady, mengatakan almarhum memiliki jiwa yang ramah, setia kawan, visioner, tekun, jujur, dan tidak meremehkan hal-hal kecil.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita yang kenal dekat dengan almarhum, termasuk saat mengelola Kadin, merasa sangat kehilangan. Menurutnya, pemilik jaringan Hotel Sahid Group itu sangat bersahaja dan memiliki kepedulian tinggi.

“Keteladanan beliau terpancar dari cara membangun keluarganya yang sangat harmonis. Beliau juga sosok pengusaha yang sukses, tapi tidak pernah berle­bihan, apalagi sombong,” paparnya.

Anak ketiga almarhum, Hariyadi B Sukamdani, menjelaskan ayahnya ialah sosok sempurna sebagai kepala rumah tangga dan guru bisnis. “Banyak falsafah Jawa yang ditanamkan pada kami, seperti urip iku urup, hi­dup itu menghidupi, jadi tidak boleh egois tapi harus saling berbagi,” tuturnya.

Pesan terakhir yang almarhum sampaikan, kata dia, ingin dikebumikan di kompleks pesantren yang ia bangun, yakni Pondok Pesantren Modern Sahid di Bo­­gor. Padahal, almarhum merupakan pejuang kemer­de­kaan yang berhak disandingkan bersama jasad pa­ra pahlawan di Taman Makam Pahlawan, Kalibata, Jakarta. (Cah/DD/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya