Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
GUNA menjaga dan meningkatkan budaya mutu dalam akreditasi pendidikan, Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M) telah membangun sistem penilaian akreditasi berbasis daring atau yang disebut Sispena.
“Sistem ini kami bangun sejak dua tahun lalu untuk memberikan kemudahan dalam pengelolaan database penilaian akreditasi dan dirancang agar dapat menyediakan data dan informasi nilai akreditasi dalam basis data yang terpadu untuk memenuhi kebutuhan data dan informasi yang cepat dan akurat serta mudah diakses stake holder yang membutuhkan,” kata Kepala BAN-SM Abdul Mu’ti pada diskusi publik Peta Mutu Pendidikan Nasional, Hasil Akreditasi Sekolah/Madrasah 2012-2017 di Kantor Kemendikbud, Jakarta, kemarin.
Dengan Sispena tersebut, lanjut dia, kinerja tenaga asesor BAN-S/M dapat terpantau saat melakukan visitasi ke sekolah-sekolah.
“Dulu mereka sulit kita kontrol sekarang lebih profesional dengan sistem daring. Kita dapat memantau apa saja yang mereka kerjakan sehingga bisa menghindari ‘kongkalikong. Apa yang kami lakukan ini guna menjaga budaya mutu akreditasi pendidikan kita,” tegasnya.
Menurut Abdul, sepanjang 2012-2017 BAN-S/M melibatkan 18.978 asesor yang terbagi atas asesor pada satuan pendidikan SD dan madrasah ibtidaiah (MI) sebanyak 9.691 orang, SMP dan madrasah tsanawiah (MTs) sebanyak 4.044 asesor, sekolah menengah atas (SMA) dan madrasah aliah (MA) 2.666 asesor, sekolah menengah kejuruan (SMK) 2.213 asesor, dan sekolah luar biasa (SLB) 364 asesor.
Ia menambahkan, saat ini BAN-SM juga lebih selektif dalam menyeleksi asesor dengan batasan usia 35-60 tahun.
“Kalau dulu belum ada batasan usia sehingga berapa pun usia mereka dapat menjadi asesor. Sekarang kita lebih selektif dan guna menjaga mutu kinerja asesor, setiap empat tahun kita evaluasi. Jika tidak profesional, mereka bisa kita tegur atau kita turunkan. Jika melanggar aturan kita, bisa berhentikan,“ tegasnya.
Sementara itu, data capaian hasil akreditasi pada 2012-2017 menyebutkan BAN-S/M telah mengakreditasi 255.635 sekolah dan madrasah. Data sebaran persentase hasil akreditasi berdasarkan peringkat menunjukkan 84,3% berakreditasi A dan B. Sementara itu, yang berakreditasi C 14,3%, dan yang tidak terakreditasi 1,4%.
Abdul berharap hasil akreditasi BAN-S/M dapat menjadi referensi yang dapat menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan kebijakan pendidikan. (Bay/H-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved