Headline
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
SEBANYAK 396 jemaah asal Jawa Barat telah berangkat ke Mina untuk melaksanakan ibadah tarwiyah sebelum menjalani wukuf di Arafah.
Jemaah-jemaah tersebut dari Kloter JKS 47 Jawa Barat, yang terdiri dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Masjid Salmam ITB Bandung, Lembaga Haji Muhammadiyah Jawa Barat dan KBIH Darur Hiqam Bandung. Mereka berangkat pada Selasa (29/8) selepas Maghrib.
Pemberangkatan dilakukan bertahap dari hotel nomor 503 di kawasan Syisyah Bin Dawood, Mekkah. "Kami sudah bawa bekal makanan dan minuman. KBIH yang menyediakan, termasuk bus," ujar Neneng, jemaah asal KBIH Salman yang sedang menunggu bus jemputan. Menurutnya makan dan transportasi sudah ditanggung oleh KBIH.
Sejumlah jemaah mengungkapkan jumlah rombongan yang ikut ibadah tarwiyah cukup banyak. Sayangnya kepergian mereka ke Mina untuk bermalam, tidak ditemani ketua kloter, ketua bimbingan ibadah, tenaga medis maupun dokter. " Banyak dari kami ini sudah usia lanjut. Sangat disayangkan tidak ada petugas yang mendampingi," kata jemaah lainnya dari KBIH Lembaga Haji Muhammadiyah.
Menanggapi hal itu, Unang Anara Apip, petugas bimbingan ibadah Kloter JKS 47 membenarkan bahwa seluruh petugas haji adalah bagian dari Panitia Pelaksana Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi. "Jadi kami tidak berangkat karena dihimbau untuk tidak berangkat. Kami tidak boleh karena ibadah tarwiyah ini tidak diakomodir oleh pemerintah. Saya dan petugas haji lainnya baru berangkat ke Arafah Rabu (30/8). Kami baru bertemu jemaah Kloter JKS 47 di Arafah," terang Unang.
Dalam satu kloter ada satu ketua kloter, satu petugas bimbingan ibadah, dan tiga tenaga medis terdiri dari dua perawat dan satu dokter. Mereka tidak menemani jemaah berangkat tarwiyah ke Mina karena baru berangkat keesokannya, Rabu (30/8) ke Arafah. Satu kloter utuh itu baru bisa bertemu di Arafah.
Disebutkannya sebetulnya jumlah jemaah Kloter JKS 47 sebanyak 400 orang. Namun hanya 396 jemaah yang berangkat, sisanya empat orang berangkat pada Rabu hari ini langsung ke Arafah. " Keempat jemaah ini berdasarkan pengecekan kesehatan yang dilakukan petugas kesehatan, mereka berisiko bila ikut tarwiyah. Maka keempat jemaah tidak bisa berangkat," tambahnya.
Surati Ragil, petugas kesehatan Kloter JKS 47 membenarkan ada empat jemaah tidak bisa berangkat tarwiyah karena alasan kesehatan. "Di kloter ini juga banyak jemaah usia lanjut. Tapi kami sudah pantau dari awal kondisi kesehatan mereka. Kami bekali obat-obatan. Selain itu ada ketua rombongan dan ketua regu yang ikut membantu memantau kesehatan jemaah," jelas Surati.
Apip menambahkan baru kali ini ada satu kloter utuh yang berangkat ke Mina untuk menjalankan tarwiyah. Para jemaah ini akan menempati maktab 3 di Mina Jadid.
"Tarwiyah itu ajaran Nabi Muhammad yakni sebelum pergi ke Arafah nabi bermalam di Mina untuk berdiam diri dan berdoa. Ini bukan bagian dari rukun haji. Jadi dilaksanakan atau tidak dilaksanakan tidak masalah. Berbeda dengan wukuf di Arafah. Kalau jemaah tidak melakukan maka hajinya tidak sah," ungkapnya.
Para jemaah haji sebelum melaksanakan tarwiyah sudah menandatangani surat pernyataan siap menanggung risiko dari kegiatan tersebut. " Karena ibadah tarwiyah ini tidak difasilitasi oleh pemerintah."
Masih terkait tarwiyah Budi Prayitno, ketua rombongan KBIH Masjid Salman ITB Bandung, mengatakan untuk logistik seperti makanan dan minuman telah tersedia sehingga jemaah tidak perlu khawatir. Kopi, susu, teh, gula dan air panas juga tersedia."
Budi berharap bahwa perjalanan jemaah dari Mina ke Arafah tidak terlambat. " Insya Allah tidak terlambat karena perjalanan Mina ke Arafah cukup dekat. Kami berangkat setelah subuh dengan bus yang telah kita sewa," terang Budi.
Jemaah Indonesia yang telah mendaftarkan mengikuti tarwiyah sebanyak 16.497 orang. Selain Indonesia, jemaah dari negara- negara lain ada juga yang melaksanakan tarwiyah. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved