Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
SEBANYAK tujuh penari balet didikan dari Marlupi Dance Academy (MDA) menorehkan prestasi dengan meraih medali terbaik pada kategori yang berbeda di ajang bergengsi internasional, Asian Grandprix 2017, pada Agustus ini, di Hong Kong.
Penari didikan MDA yang berhasil meraih medali tersebut yaitu medali emas di kategori precompetitive 1 yang diraih Freya Zaviera Narendrasetya, Ilona Jahja (precompetitive 2), dan Rebecca Alexandria Hadibroto (precompetitive 3).
Selanjutnya, medali perunggu untuk kategori precompetitive 2 diraih Alexandria Charlotte Elleanore. Diiikuti dua penari yang memperoleh penghargaan ke-4 (Fonteyn) yaitu Efania Sumanadev dan Alya Fathiyyah Zulfa, serta penghargaan ke-5 (sansha) yaitu Raissa Septi Azmi.
Direktur Artistik MDA, Claresta Alim, mengatakan, prestasi itu sebagai sesuatu patut dibanggakan. Pasalnya, dari keikutsertaan mereka yang ketiga kalinya, baru kali ini lah penari balet didikan MDA mampu meraih medali terbanyak.
"Ini pertama kalinya sebanyak tujuh penari balet didikan kami meraih penghargaan atau medali," tutur Claresta di Gedung Kesenian Jakarta, Kamis (24/8).
MDA merupakan salah satu sekolah balet tertua di Indonesia yang didirikan oleh Marlupi Sijangga pada 1956. Pada ajang Asian Grandprix 2017 itu, MDA mengirimkan 28 penari balet (balerina). Dari 28 balerina itu, 13 masuk final dan 7 di antaranya berhasil menang dan meraih medali pada ajang yang berlangsung 5-12 Agustus lalu.
Adapun menyoal kiat suksesnya bisa meraih medali, Claresta mengatakan bahwa kedisiplinan menjadi kuncinya. Dalam pendidikan di MDA, kata dia, anak-anak dilatih secara disiplin, seperti sejak pagi hari, sudah mengikuti kelas balet. Setelah diberikan pengajaran, baru mereka bertanding di setiap kategori.
"Pada setiap kategori kompetisi bisa ada 80 penari balet yang ikutan dan harus dipilih sebanyak 14-18 orang," ujarnya.
Claresta, yang pernah mengenyam pendidikan di The Washington Ballet School, mengatakan, para penari membawakan variasi balet dari beberapa cerita di antaranya adalah Silver Fairy, Princes Florine dari cerita Sleeping Beauty, Cupid dari Don Quixote, 3rd Shade fron La Bayadere, dan Le Corsaire.
"Ini merupakan prestasi yang membanggakan karena bisa menjadi yang terbaik di antara beberapa peserta dari negara lain," pungkas dia. (RO/OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved