Target Akhir Evakuasi Pasien ke Mekah 19 Agustus

KLINIK Kesehatan Haji Indonesia Daker Madinah menargetkan pada 19 Agustus seluruh pasien yang masih dirawat sudah dievakuasi ke Mekah. Namun proses evakuasi pasien harus dengan syarat, pasien bisa melakukan perjalanan jarak jauh.

"Proses evakuasi dilakukan dengan ambulans yang sudah memenuhi standar untuk membawa pasien dievakuasi. Pasien yang dievakuasi harus transportable atau bisa melakukan perjalanan jauh tanpa menyebabkan kekambuhan," kata dr Tia Astriana, Penanggungjawab Evakuasi KKHI kepada wartawan di Media Center Haji di Madinah, Rabu (16/8).

Proses evakuasi sudah dilakukan sejak 9 Agustus lalu dan ditargetkan sampai 19 Agustus. Proses evakuasi sudah 17 kali dan membawa 37 pasien ke Mekah. "Sampai di Mekah, mereka akan dirujuk di KKHI Mekah atau rumah sakit Arab Saudi," jelasnya.

Apabila pasien masih butuh perawatan melebihi 19 Agustus, pihak KKHI akan memperpanjang masa tinggal di klinik sampai betul-betul sembuh. Diakui Tia, ada kendala dalam proses evakuasi ini. Terutama masalah dokumen paspor jemaah yang sakit.

"Saat ini ada empat jemaah yang belum bisa dievakuasi karena paspornya terbawa oleh ketua kloter yang saat ini sudah di Mekah. Seharusnya petugas kloter tahu kalau ada pasien sakit paspor harus dicabut, dan diserahkan ke petugas di Daker Madinah. Ini kami minta mereka segera diurus agar bisa dievakuasi ke Mekah," lanjutnya.

Dalam sehari KKHI Madinah mengevakuasi pasien maksimal 9 jemaah, yang terbagi dalam tiga bagian yakni pagi, siang dan malam.

Selain di KKHI ada juga pasien yang dirawat di rumah sakit Arab Saudi di Madinah. Saat ini ada 28 jemaah Indonesia dirawat di sejumlah rumah sakit di Madinah.

Sedangkan pasien dalam kondisi kritis dan tidak mungkin dievakuasi, maka akan dibadalkan hajinya. Kini ada tiga pasien dalam kondisi koma dan membutuhkan perawatan jangka panjang. (X-12)