Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
KETIDAKDISIPLINAN menyebabkan petugas haji bisa terlepas dari rombongan. Setidaknya itu yang dialami Asnawi, petugas bimbingan ibadah dari Kloter 5 Embarkasi Makassar (UPG 05), dan Habiburrahman, ketua kloter 13 Embarkasi Surabaya (SUB 13). Para jemaah yang dipimpin mereka sudah di Mekkah, dua petugas itu justru tertinggal di Kantor Daerah Kerja Madinah.
Kedua petugas tersebut sudah mengenakan baju ihram namun belum bisa berangkat ke Mekkah untuk melaksanakan ibadah umroh wajib.
"Paspor saya tidak tahu di mana, karena diserahkan ke Muassasah (Penyelenggara Haji Arab Saudi) seperti yang dilakukan jemaah,” kata Asnawi di Kantor Daker Madinah, Kamis (10/8).
Ia pun tidak tahu kapan akan diberangkatkan ke Mekkah. Sama halnya dengan Habiburahman yang mengaku tidak tahu keberadaan paspornya sehingga tertahan di Madinah.
Asnawi memandu ibadah untuk satu kloter sebanyak 450 orang melalui aplikasi Whatsapp.
"Ya sementara komunikasi dengan whatsapp meski enggak maksimal. Ini ada jemaah yang belum beribadah," kata Asnawi.
Menanggapi hal itu Kepala Daker Madinah, Amin Handoyo mengatakan seharusnya petugas sudah paham soal paspor dan seluk beluk tahapan kedatangan hingga pergeseran jemaah. Dalam aturannya petugas tidak boleh memberikan paspor ke Muassasah karena terkait pembayaran.
"Biaya petugas dengan jemaah itu berbeda. Harusnya petugas sudah tahu soal itu. Kalau sudah diserahkan kepada muassasah dan tercampur dengan jemaah akan lama mencarinya. Sopir bus tidak mau memberangkatkan apabila di dalam bus itu nama penumpang dan paspor tidak sama," ujarnya.
Sebab sebelum memasuki Mekkah, akan ada pemeriksaan dokumen di Junum. Bila ketahuan adanya penumpang dengan dokumen tidak lengkap, bus tidak boleh masuk Mekkah.
Amin mengakui tidak mudah mengatur jemaah dan petugas. Ada saja yang tidak patuh.
Contoh lain ketidakdisiplinan jemaah saat semua jemaah berhenti di Bir Ali untuk melakukan miqot niat umrah. Ada dua bus nyaris tidak berangkat karena ada dua penumpang yang tertukar rombongan. Seharusnya penumpang A ada di bus 5 dan penumpang B di bus 1. Dokumen paspor yang dipegang muassasah tidak sama. Setelah petugas mengecek semua bus, barulah ditemukan kecocokan dokumen dan penumpang.
"Jemaah menyangka seperti naik bus wisata di Indonesia. Karena ingin di bus lain dengan teman-temannya, mereka pindah sendiri tanpa lapor. Ini di negara lain yang punya aturan harus dipatuhi," tegasnya.
Amin menjamin seluruh jemaah yang ada di Madinah akan diberangkatkan ke Mekkah walau ada yang tercecer dari rombongan karena butuh waktu mencari dokumen paspornya.
Jemaah dan petugas kloter mulai digeser dari Madinah ke Mekkah sejak sepekan terakhir. Hingga hari ini tercatat lebih dari 30 ribu jemaah sudah berada di Mekkah. Pergeseran jemaah dijadwalkan berakhir pada 20 Agustus 2017. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved