Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
BANYAKNYA jemaah haji dari Madinah yang tiba di Mekkah, menjadikan Kota Suci bagi umat Islam itu semakin padat dipenuhi jemaah. Termasuk jemaah asal Indonesia.
Berdasarkan data Sistem Komputerisasi dan Informasi Haji Terpadu (Siskohat) Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Mekkah, jemaah Indonesia yang sudah diberangkatkan sejak Minggu (6/8) hingga Rabu (9/8) sekitar 18.000 orang.
Laporan dari Mekkah, dan ini cukup disayangkan ialah banyaknya jemaah Indonesia mengalami masalah yang merugikan mereka. Mulai dari tindak kriminal sampai kasus penipuan jasa dorong kursi roda.
PPIH Daker Mekkah meminta jemaah selalu waspada dan berkoordinasi dengan petugas. Berdasarkan data-data yang masuk melalui Kasie Perlindungan Jamaah (Linjam) Letkol Rijal Kani, setidaknya ada dua kasus pencopetan dan lima kasus penipuan terkait jasa dorong kursi roda. Pelaku adalah mukimin yang tidak betlrtanggungjawab dan mencari keuntungan dari jemaah.
Oleh sebab itu, guna memberi keamanan dan kenyamanan, Rijal Kani telah meminta kepada seluruh personel linjam di setiap sektor untuk waspada dengan orang-orang tidak dikenal yang masuk ke hotel.
"Sudah banyak yang kita tangkap, dari sektor 2, 5, 6 dan 8. Mereka ini mukimin, yang menawarkan jasa dorong kursi roda. Sudah kita data semua, yang memiliki surat resmi (iqomah) kita beri peringatan. Dan yang tidak berizin akan kita serahkan kepada pihak keamanan di Arab Saudi," ujar Rijal, Rabu (9/8) malam di Mekkah
Ditambahkan Rijal, kejadian ini tidak bisa dibiarkan. Oleh sebab itu bila tidak terdata atau jemaah tidak berkoordinasi dan menjadi korban penipuan akan sulit untuk melacak siapa pelaku penipuan.
Rijal berharap para jemaah berkoordinasi dengan petugas apabila membutuhkan jasa pendorong kursi roda dan diupah, tetap harus didata.
"Kementerian Haji Arab Saudi sebenarnya sudah menyiapkan petugas jasa dorong bagi jemaah lansia untuk tawaf dan sai. Harganya saat ini mencapai 250 riyal," kata Rijal.
Pada kesempatan sama Pelaksana Linjam Mayor Reza Fajar Lesmana menambahkan, penertiban terhadap oknum mukimin di pemondokan jemaah akan terus dilakukan.
"Kita akan pantau terus keberadaan mereka (oknum mukimin) di pemondokan jemaah. Karena itu jemaah jangan mudah percaya, sebelum berkoordinasi dengan petugas," katanya.
Reza menceritakan, sebelumnya ada jemaah yang mengeluarkan uang sampai 1.000 real dan Rp1,8 juta untuk membayar orang untuk jasa dorong saat tawaf dan sai. Meski oknum ini menyelesaikan tugasnya, tapi harga yang diambil sangat tidak wajar.
"Kami mengimbau agar jemaah selalu berkoordinasi dan jangan mudah percaya begitu saja," harapnya. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved