Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
"SAAT ziarah ke Jabal Uhud tiga hari lalu (4/8) tiba-tiba saya merasa lelah, seperti dicekik. Saya istirahat di masjid dan minta dipijit teman dari Ciamis, " kata Wan Abu Bakar, jemaah kloter JKG 02 menuturkan awal serangan jantung saat dikunjungi Konjen RI untuk Jeddah, M Hery Saripuddin beserta ibu didampingi dr Rizki Akbar Sp JP dan dr Sri Wahyuni Sp S di RS Amir Fadh di Madinah, Minggu sore (6/8).
Ia mengaku kelelahan saat di Uhud karena setelah sholat di Nabawi, rombongan langsung berangkat ziarah.
"Alhamdulillah di sini banyak saudara yang mengunjungi. Dokter juga rutin mengunjungi," ujarnya.
Ia berharap lekas sembuh agar nantinya bisa menjalankan wukuf di Arafah.
"Bapak ingin dibawakan apa?" tanya Konjen.
"Saya dikunjungi sudah senang sekali pak," kata Wan dengan senyum mengembang.
Wan mengungkapkan selama dirawat di rumah sakit kesulitan berkomunikasi karena perawat-perawat berbahasa Filipina, sedangkan dokternya berbahasa Arab terkadang Inggris.
Kemudian Konjen Jeddah beranjak ke ruang sebelahnya. Ada Sofyan Nurdin jemaah kloter Medan yang sakit jantung dan asam urat.
Sofyan menuturkan saat para jemaah bersiap-siap untuk meninggalkan Madinah ke Mekkah, volume aktivitas di lift hotel meningkat. Antrian cukup panjang di depan lift. Sofyan memilih menuruni tangga.
"Saat turun tangga jempol kaki saya bengkak dan sesak napas. Saya kemudian dibawa ke rumah sakit karena sakit jantung," ujar Sofyan.
Ia sedih karena teman-teman satu kloter sudah berangkat ke Mekkah pada 5 Agustus.
"Teman-teman sudah ke Mekkah, bagaimana ini?" kata Sofyan yang kehilangan napsu makan.
"Sabar pak. Pokoknya bapak sembuh dahulu nanti bisa menyusul di kloter berikutnya. Yang penting sembuh dulu. Masih lama prosesi hajinya, " kata Konjen menenangkan.
Kemudian pasien ketiga yang ditengok Konjen RI untuk Jeddah adalah Sutikno dari Bangil, Pasuruan. Kakek usia kepala delapan ini hanya bisa berbahasa Jawa dalam berkomunikasi.
"Kulo saking Bangil. Kulo mboten gadah klambi. Niki mawon klambi kulo (Saya dari Bangil. Saya tidak punya baju. Ini saja yang saya punya), " kata Sutikno sambil menunjukkan baju rumah sakit.
Menurut dr Rzki selaku penangggung jawab medis Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), Sutikno mengalami serangan jantung dan pernapasan.
"Hari ini (Minggu 6/8) sudah boleh pulang ke KKHI untuk pemulihan," jelas Rizki.
Saat ini ada 17 jemaah Indonesia yang dirawat di empat rumah sakit Arab Saudi di Madinah, lima di antaranya dirawat di RS Amir Fadh yang khusus menangani pasien berpenyakit jantung.
Setiap hari dokter melakukan kunjungan ke rumah sakit, untuk membantu pemulihan mental dan fisik.
"Kami kalau berkunjung membawakan makanan yang disukai pasien, untuk mempercepat pemulihan. Kadang pasien tidak mau makan ya kita suapin biar tetap ada asupan makanan di dalam tubuh, " kata Sri Wahyuni menambahkan.
Rombongan kemudian beranjak ke KKHI. Ada 35 jemaah dirawat di sana.
Dr Firdaus P Sabri selaku penanggung jawab medis ruang IGD KKHI menjelaskan selain kelelahan dan dehidrasi, jemaah dengan kaki melepuh cukup banyak.
"Setiap hari ada jemaah yang dibawa ke klinik dalam keadaan kaki melepuh. Kulit kaki mengelupas karena nekat berjalan kaki tanpa sandal di bawah terik matahari. Suhu udara di sini cukup panas," ujarnya.
Menurutnya petugas setiap kali mengingatkan agar sandal disimpan di tas plastik atau tas yang ditenteng.
"Karena terburu-buru jadinya lupa. Lupa menaruh sandal dimana. Kalau sandal hilang sebaiknya jangan nekat pulang tanpa alas kaki. Bisa minta bantuan temannya untuk diantar ke seksi khusus di Masjid Nabawi," saran Firdaus.
Usai berkeliling menengok jemaah yang sakit, Konjen RI untuk Jeddah M Hary Saripuddin mengimbau para jemaah Indonesia harus benar-benar menjaga kesehatan.
"Apalagi jemaah yang dirawat di sini adalah pasien dengan gelang merah atau berisiko tinggi. Semestinya jemaah berisiko tinggi harus bisa mengukur kemampuan fisiknya. Jangan dipaksakan memforsir tenaga. Sebab yang utama adalah menjalankan wukuf di Arafah. Jadi jaga kesehatan agar bisa wukuf di Arafah," imbaunya.
Ia juga berharap sosialisasi terus ditingkatkan agar jemaah yang dirawat bisa ditekan jumlahnya. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved