Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Menguatkan Tekad Berlari Sejauh 300 KM Selama Berpuasa

Irvan Sihombing
12/6/2017 17:11
Menguatkan Tekad Berlari Sejauh 300 KM Selama Berpuasa
(Ilustrasi--thinkstock)

BULAN Ramadan kerap diidentikkan dengan mengurangi kegiatan agar tidak lemas selama berpuasa. Pemikiran itu sempat menghinggapi Apriarto Muktiadi puluhan tahun lamanya. Namun, pegawai di Metro TV ini memutuskan untuk mengubah mindsetnya tersebut.

Pada Ramadan 1438 Hijriah kali ini, Apriarto memasang target untuk berlari sejauh 300 Km. "Ini ide spontan, enggak pernah saya rancang sama sekali sebelumnya," kata pria yang karib disapa Dayon itu di Jakarta, Senin (12/6).

Dayon menuturkan pada bulan puasa terdahulu ia selalu mengurangi jam latihan olahraga. Padahal, olahraga terutama lari sudah menjadi gaya hidupnya selama ini. Tidak berlari malah membuat dirinya lemas selama berpuasa.

"Akhirnya saya bertekad untuk biasa saja seperti 11 bulan lainnya. Di tengah kesibukan ibadah dan kerja, saya tetap berlari. Pada hari pertama saya berlari sejauh 10 Km. Ternyata saya mampu, malah badan semakin segar," ujarnya penuh motivasi.

Pada Sabtu (10/6) lalu, Dayon berhasil merampungkan lari sejauh 150 Km. Jarak tersebut sama dengan perjalanan dari Jakarta menuju Bandung. Buat orang yang tidak menjadikan lari sebagai profesi alias bukan atlet profesional, ia menganggap pencapaiannya itu sungguh luar biasa.

"Tepat pada hari ke-15 Ramadan, saya telah berlari sejauh 150 Km dari target 300 Km. Hal ini saya lakukan dalam keadaan berpuasa dan di tengah kesibukan bekerja. Asalkan kita punya tekad, kita tetap bisa beraktivitas seperti biasa meski tengah berpuasa," cetus dia.

Lalu bagaimana cara Dayon bisa membagi waktu antara pekerjaan dan berolahraga? Ia mengakui itu merupakan sebuah tantangan tersendiri. Ia harus pintar-pintar menyesuaikan dengan jam kerja.

"Seandainya kerja pagi, saya lari sore hari. Kalau masuk kerja sore, saya larinya pagi. Kalau masuk malam, saya lebih memilih lari pagi sehabis sahur karena badan masih segar," beber dia.

Ia mengaku tidak ada resep khusus agar mampu berlari selama 10 Km dalam sehari yang rata-rata menghabiskan waktu antara 50-70 menit. Yang biasa ia lakukan ialah perbanyak mengonsumsi kurma karena buah ini dapat menghasilkan energi selama berpuasa.

"Perbanyak juga konsumsi aneka buah yang banyak mengandung air seperti pir, melon, dan pepaya. Saya pun perbanyak minum air untuk cadangan hidrasi yang keluar saat berlari. Tanda-tanda kita cukup minum air ialah kalau air urine kita berwarna jernih saat berkemih," terangnya.

Istirahat juga menjadi hal penting agar tetap kuat selama rutin berlari di bulan puasa. Pria yang memilih hidup sebagai vegetarian itu menyempatkan diri tidur siang. "Walau cuma 40 menit, saya usahakan bisa tidur siang," imbuh dia.

Dayon berharap kisahnya itu bisa menginspirasi banyak orang terutama umat muslim agar tetap bersemangat selama berpuasa. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya