Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

Merasa Peduli pada Pilkada

Richaldo Y Hariandja
05/2/2017 07:58
Merasa Peduli pada Pilkada
(MI/RAMDANI)

PERSONEL Project Pop, Hermann Josis Mokalu, 46, melihat pemilihan umum kepala daerah (pilkada) serentak merupakan pilkada yang sensitif. Oleh karena itu, ia mengaku peduli dan tidak ragu menyuarakan pesan damai agar orang tidak takut untuk memilih.

“Pilkada kali ini jadi pilkada yang sensitif karena ada isu agama di dalamya. Padahal, kalau kita bicara negara atau kota, tidak ada hubungannya dengan agama,” ucap laki-laki yang akrab disapa Yosi tersebut saat ditemui Media Indonesia selepas konser Gue 2, di Jakarta, kemarin.

Kondisi yang sensitif, ujarnya, membuat banyak orang takut untuk bersuara ataupun memilih calon mereka pada saat pilkada yang segera berlangsung.

Ia menilai hal tersebut sudah tidak sehat. Oleh karena itu, ia kerap meluncurkan kata-kata positif dan pesan damai, termasuk pada saat tampil dalam konser Gue 2, agar pemilih di Jakarta tidak terprovokasi serta menghargai perbedaan.

“Siapa pun yang dipilih, itu terserah (masing-masing pemilih). Yang penting kedamaiannya. Karena setelah pemilihan, setelah pilkada, kita masih tinggal di kota yang sama. Tidak mungkin kita bermusuhan,” katanya.

Pada Pilkada DKI kali Yosi menyatakan dukungannya jatuh pada pasangan calon (paslon) nomor urut 2, yaitu Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat. Menurutnya, keputusan itu diambil karena ia sudah melihat hasil kerja pasangan yang baru bekerja selama dua tahun tersebut.

Ditambah lagi, rekam jejak Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat bebas dari korupsi. “Saya pakai analisis risiko yang gampang. Dua pasangan lainnya kan masih janji, tapi yang ini dalam dua tahun sudah memperlihatkan hasil kerjanya. Simple,” terang laki-laki kelahiran Jakarta, 27 November 1970 itu.

Atas dasar keyakinan tersebutlah, Yosi dan personel Project Pop lainnya bersedia ambil bagian dalam konser itu tanpa dibayar sepeser pun.

Pembawa acara
Dalam konser tersebut Yosi juga menunjukkan kepiawaiannya yang lain, yakni sebagai pembawa acara. Ia mengaku mengajukan diri untuk berpasangan dengan pembawa acara lainnya, Indi Baren. “Toh, selama ini saya sering menjadi pembawa acara di TV ataupun acara-acara lainnya. Bahkan sebelum dengan Project Pop saya MC di kampus,” ujarnya.

Menurut Yosi, kemampuannya menjadi pembawa acara makin terasah dengan bergabung bersama Project Pop. Aliran dan gaya musik grup vokal tersebut yang berbau komedi, ujarnya, membuat para personelnya memiliki keahlian khusus untuk berkomunikasi kepada publik dari atas panggung.

Selain itu, kini Yosi juga tengah aktif dalam Cameo Project yang merupakan pengaya konten di laman berbagi video Youtube, sejak Oktober 2016.

“Kami di sana bekerja untuk membuat video berbau politik. Kebanyakan video yang kami buat bersifat nonprofit, karena politik yang digambarkan merupakan politik nasional,” paparnya.

Cameo Project juga menjadi sarananya untuk mengembangkan talenta. Sebab, di sana ia dapat mengembangkan kemampuannya bermusik di luar aliran pop dari Project Pop.

Slank penutup
Grup band Slank yang muncul di akhir pergelaran konser Gue 2 menyapa para penggemarnya dengan lagu pertama berjudul Pala Lu Peyang. Sebagai penggagas sekaligus pengisi utama konser gratis yang ditujukan untuk pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat itu, Slank berada di panggung lebih dari 30 menit.

Selain Pala Lu Peyang, tembang-tembang andalan lainnya seperti Generasi Biru, Terlalu Manis, Virus, Seperti Para Koruptor, hingga Mars Slankers, dikumandangkan dalam konser tersebut. Beberapa musikus juga tampil berkolaborasi dengan Kaka dan kawan-kawan, di antara­nya Happy Salma yang membacakan puisi Peringatan Karya Widji Thukul serta musikus reggae Steven Jam.

“Kalau yang ini, pertama kalinya kami berkolaborasi. Selama ini kami selalu duet dengan bapaknya,” ucap Kaka sambil menunjuk Gita Gutawa, dan keduanya lantas menyanyikan lagu Pandangan Pertama.

Dalam konser tersebut, Slank juga memberi kesempatan kepada Basuki dan Djarot untuk berpidato di depan massa yang berkumpul di kawasan Ex-Driving Range Senayan tersebut. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya