Mencari Makna “Menjadi Indonesia” dalam (LIFEs) Literature and Ideas Festival 2025

Media Indonesia
04/8/2025 11:56
Mencari Makna “Menjadi Indonesia” dalam (LIFEs) Literature and Ideas Festival 2025
Festival sastra dua tahunan LIFEs 2025 kembali digelar oleh Komunitas Salihara dengan tema Menjadi Indonesia.(Komunitas Salihara)

KOMUNITAS Salihara Arts Center sebagai pusat seni di Jakarta Selatan kembali dengan festival sastra dua tahunan yang dikenal dengan Literature and Ideas Festival (LIFEs). Tahun ini, LIFEs mengangkat tema Menjadi Indonesia di mana festival ini akan mengajak kita kembali memaknai dan merenungkan secara luas isu-isu tentang diri, identitas, komunitas, dan kebangsaan, serta relevan bagi khalayak di dalam maupun luar Indonesia. Festival ini dilaksanakan dari 08 - 16 Agustus 2025 dan tersebar di berbagai titik di Jakarta dengan Komunitas Salihara Arts Center sebagai pusatnya.

Direktur LIFEs dan Kurator Sastra Komunitas Salihara Arts Center, Ayu Utami mengungkapkan rasa syukur atas maraknya festival sastra di Indonesia dan LIFEs bisa hadir di salah satu bagiannya. Sebagai salah satu festival sastra tertua di Indonesia, LIFEs 2025 ini menyajikan sebuah inovasi terbaru yang menyajikan beragam program interaksi serta eksperimen kolektif dalam penciptaan karya.

“LIFEs 2025 mementaskan Rumah dengan Selembar Tikar, sebentuk teater arsip bermodul dengan naskah BPUPKI (Badan Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Sebelum sampai pada bentuk ini, telah dua tahun Komunitas Salihara dan Komunitas Utan Kayu mengadakan pembacaan utuh naskah itu dengan partisipasi publik. Selama LIFEs juga akan ada pameran interaktif di Galeri, di mana hadirin bisa memilih teks-teks BPUPKI dan membacakannya.”

“Pentas Urban Raga juga merupakan eksperimen berkarya secara kolektif, dengan koreografi dan kata-kata. Penulisan esai biografis Menjadi Indonesia kami harapkan menjadi program yang bergulir dalam waktu lama. LIFEs ingin lebih dari sekadar ngobrol-ngobrol kecil. Kami ingin menawarkan kedalaman dan proses berkarya bersama.” Lanjut Ayu.

Berbeda dengan LIFEs 2023 sebelumnya, tahun ini LIFEs hadir dalam satu rangkaian yang lebih panjang yang terbagi ke dalam pra-LIFEs dan paska-LIFEs di mana pengunjung bisa menikmati ragam pertunjukan dari 02-03 & 22-23 Agustus. Sepanjang pelaksanaan LIFEs di 08-16 Agustus, pengunjung dapat menikmati rangkaian mulai dari diskusi, lokakarya, pertunjukan, ceramah, hingga pameran. 

Dalam program LIFEs 2025, pengunjung dapat menikmati pembacaan karya dari bintang-bintang baru di dunia sastra dilanjutkan Makan Malam Sastra. Tema Menjadi Indonesia memberikan kita ruang untuk melihat bagaimana karya-karya klasik bangsa ini hingga ke karya penulis di era modern membentuk identitas bangsa dalam diskusi-diskusi menarik seperti: Sastra dan Subaltern, Indonesia Gelap dan Sekitarnya, Klasik Nan Asyik: Ignas Kleden & Parakitri Simbolon, Aksi Massa Spionase Nusantara, Indonesia di Jalan Saya, Kontroversi Penulisan Ulang Sejarah Indonesia dan Identitas dan (De)Kolonisasi. 

Selain diskusi, kita juga melihat berbagai kegiatan interaktif seperti lokakarya Urban Raga yang menggabungkan gerak dan menulis kreatif dan lokakarya Memasak Resep Warisan Soekarno di mana peserta dapat mendalami resep Mustikarasa sebagai salah satu buku resep peninggalan era Soekarno. Bagi yang ingin menyuarakan perasaan dalam bentuk puisi atau narasi bisa mengirimkan puisi mereka dan terlibat dalam Jakarta Poetry Slam: Grand Slam 2025. Adapun pengunjung juga dapat mengikuti kegiatan Membaca Senyap bersama Baca Bareng SBC Jakarta yang dapat dilakukan di seluruh area Komunitas Salihara Arts Center.

Sembari menunggu pergantian sesi antarprogram, pengunjung bisa menikmati Pameran Interaktif: Menjadi Indonesia yang menghadirkan kombinasi grafis dan video atas teks-teks penting dalam karya dan kritik sastra ataupun seni di Galeri Salihara

Selain diskusi, lokakarya, dan pameran, seperti LIFEs sebelum-sebelumnya, hadirnya pentas dalam berbagai multidisiplin turut meramaikan rangkaian festival ini. Selain dua pertunjukan yang sudah disebutkan oleh Ayu Utami, pengunjung dapat mendalami bagaimana jazz nusantara berkembang dalam Pentas Ceramah: Jazz Sebagai Metode Menjadi Indonesia dan Ceramah: Hukum sebagai Kebudayaan: Suatu  Gagasan tentang Indonesia yang membahas bagaimana hukum tidak akan terpisahkan dari aspek kehidupan namun pengaplikasiannya selalu kontroversial di negara ini dan melihat bagaimana pvi collective merespons keresahaan masyarakat kita dalam pertunjukan tiny revolutions.

Pengunjung juga akan menyaksikan pertunjukan The Gaza Monologues yang merupakan serangkaian kesaksian yang ditulis oleh para remaja Palestina—suara-suara muda yang selamat dari agresi militer dan terus hidup di bawah bayang-bayang penjajahan. LIFEs 2025 akan ditutup oleh pertunjukan musik dari Sukatani yang dikenal menyuarakan keresahan generasi yang hidup di antara ingatan akan kekerasan struktural dan kebutuhan akan bentuk-bentuk baru perlawanan melalui karya-karya mereka. 

Hadirnya seniman dari Palestina dan Asia Tenggara akan berbagi apa artinya menjadi bangsa yang merdeka. Tema Menjadi indonesia, mengajak kita untuk merenungkan secara luas isu-isu tentang diri, identitas, komunitas, dan kebangsaan, serta relevan bagi khalayak di dalam maupun luar Indonesia.

LIFEs 2025 menghadirkan lebih dari 35 penampil yang terbagi ke dalam 20 rangkaian program yang dilaksanakan secara luring sepanjang Agustus–mulai dari pra-LIFEs, LIFEs, dan paska-LIFEs. Untuk bisa menghadiri ke-20 program tersebut pengunjung dapat melihat jadwal terbaru di lifes.salihara.org dan memilih program-program yang sesuai dengan minat para pecinta sastra dan seni di seluruh wilayah Jakarta dan sekitarnya. (RO/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya