Headline
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
LUNTURNYA rasa nasionalisme di kalangan anak muda Indonesia membawa kegelisahaan sekaligus melahirkan sebuah gerakan baru di industri musik. Berangkat dari keprihatinan tersebut, para tokoh musik dan politik menginisiasi Festival Nyanyian Anak Negeri (FNAN).
Ajang pencarian bakat itu digagas oleh Pay Burman, Ahmad Doli Kurnia Tandjung, dan Tatang Wahyudi. Ahmad Doli Kurnia Tandjung, selaku salah satu inisiator, mengungkapkan bahwa ide ini bermula dari fenomena banyaknya anak muda yang tak lagi hafal lagu kebangsaan hingga Pancasila.
"Terjadi situasi yang pudar, memaknai soal keindonesiaan. Ya waktu itu kan banyak orang yang enggak hafal lagu Indonesia Raya, enggak hafal Pancasila," ungkap Doli melalui keterangannya, Minggu (13/7).
Menurut dia, keresahan ini dirasakan juga oleh rekan-rekannya dari berbagai latar belakang, baik politik maupun musik. Hal ini mendorong mereka untuk membuat sebuah gerakan yang lebih konkret. Setelah merilis album kompilasi lagu kebangsaan, mereka merasa perlu adanya program yang lebih masif untuk menjangkau generasi muda secara lebih luas dengan meluncurkan FNAN.
FNAN dideskripsikan sebagai sebuah ajang serupa pencarian bakat yang sudah ada, namun dengan nilai tambah yang sangat fundamental. Peserta tidak hanya dinilai dari kualitas vokal dan penampilan panggung semata. Lebih dari itu, para calon idola ini harus memiliki nilai plus yang menjadi pembeda utama: pemahaman mendalam tentang kebangsaan dan komitmen nasionalisme yang kuat.
"Kita mau mencari yang plus dari itu. Jadi bisa nyanyi, punya performance yang bagus, tapi juga punya wawasan kebangsaan, rasa cinta tanah air yang tinggi, komitmen nasionalismenya," tegas Doli.
Program ini juga akan melibatkan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) dan berbagai kementerian untuk memberikan pembekalan kepada para peserta. Dengan konsep unik ini, Festival Nyanyian Anak Negeri diharapkan dapat menjadi barometer baru dalam mencetak ikon penyanyi nasional yang tidak hanya profesional, tetapi juga memiliki karakter keindonesiaan yang kokoh. (E-4)
Menag Nasaruddin Umar mengungkapkan bahaya nasionalisme eksklusif yang bisa melahirkan perpecahan. Sebaliknya nasionalisme inklusif menjadi fondasi utama
Kegiatan MPLS peserta didik baru SMA Negeri 1 Karanganom, digelar di Gedung Indoor Sasana Krida Wandawa.
PRESIDEN Joko Widodo dijadwalkan membuka Musyawarah Nasional (Munas) 1 Relawan Alap-Alap Jokowi (AAJ) di De Tjolomadoe, Kabupaten Karanganyar
Dibutuhkan pendekatan secara holistik melalui pendekatan Pancasila, baik pendekatan secara ekonomi maupun sosial.
Anak muda saat ini tantangannya sangat berat, terutama karena perkembangan teknologi
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved