Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Cetuskan Genre Indonesian Bounce, DJ Whisnu Santika ungkap Eksperimen di Masa Pandemi

Fathurrozak
21/6/2025 12:16
Cetuskan Genre Indonesian Bounce, DJ Whisnu Santika ungkap Eksperimen di Masa Pandemi
DJ Whisnu Santika, pencetus genre Indonesian Bounce.(Dok. Dj Whisnu Santika)

INDONESIAN Bounce kini telah menjadi gelombang baru di skena disjoki (DJ) di Indonesia. Banyak dari klub-klub memutar musik-musik dengan genre ini.

 

Sosok di balik pencetus Indonesian Bounce adalah DJ Whisnu Santika. Ia memulai eksperimen genre musik itu tengah pandemi. Keterbatasan ruang gerak yang juga turut memukul industri hiburan, mampu ia manfaatkan untuk melahirkan sebuah suara baru.

 

“Waktu semua orang terkunci di rumah, saya justru mulai tur ke kota-kota kecil, ke komunitas lokal, main di tempat yang enggak pernah saya bayangkan sebelumnya,” kenang Whisnu dalam wawancara bersama Media Indonesia, Jumat, (20/5).

 

Saat panggung besar ditutup, panggung komunitas justru menjadi titik awal lahirnya jejaring baru dalam ekosistem musik elektronik Indonesia. Dari berbagai sesi kolaborasi dan perjumpaan dengan musisi lokal, Whisnu mulai memformulasikan identitas musikalnya sendiri

 

Ia menggabungkan baile funk, breakbeat, dan nuansa tropis Indonesia. Eksperimen tersebut kemudian yang dikenal sebagai Indonesian Bounce, genre yang kini tak hanya hidup di klub-klub kota besar, tapi juga mengakar di komunitas kreatif daerah.

 

“Banyak talenta luar biasa di daerah yang selama ini kurang punya akses ke industri. Tapi selama pandemi, kita semua di titik nol. Enggak ada kasta. Itu justru bikin koneksi jadi lebih kuat,” ungkapnya.

 

Ia juga menginisiasi kolaborasi terbuka, membagikan proyek produksi, dan memberi ruang untuk musisi muda ikut dalam pengembangan karya. Beberapa rilisan yang lahir dari semangat tersebut antara lain remix lagu Mangu dari Fourtwnty dan Bagaimana Kalau Aku Tidak Baik-Baik Saja milik Judika, serta karya orisinal seperti Are You Ready dan Lov3, yang menggandeng musisi lokal dan internasional dalam satu narasi kolaboratif.

 

Lebih dari sekadar eksplorasi musikal, Whisnu menjadikan masa pandemi sebagai momentum untuk membangun nilai-nilai kolektif dalam musik. “Saya ingin semua orang merasa punya tempat. Komunitas musik harus inklusif. Harus kasih ruang untuk tumbuh bersama,” tegasnya.

 

Menyebar ke Berbagai Kota

Indonesian Bounce yang dulunya hanya eksperimen personal, kini telah menjadi gerakan bersama yang menginspirasi banyak DJ dan produser muda. Dari Jakarta, Yogyakarta, Makassar, hingga Bandung, genre ini membangun akar yang kuat karena ditanam dengan semangat gotong royong dan keterbukaan.

 

Bagi Whisnu, membangun komunitas adalah langkah strategis untuk keberlanjutan industri musik. “Bukan cuma soal karya bagus, tapi siapa yang kita ajak jalan bareng. Itu yang bikin ekosistemnya hidup,” tuturnya. Ia juga mulai merintis platform digital untuk menghubungkan produser, vokalis, dan penulis lagu dari berbagai daerah.

 

Kini, di masa pascapandemi, Indonesian Bounce tak lagi sekadar genre. Ia adalah simbol bahwa kreativitas bisa lahir dari keterbatasan. Semangat kolaborasi dan pemberdayaan komunitas juga membentuk fondasi ekosistem musik elektronik lokal yang mandiri dan inklusif. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya