St Lucia Bagikan Semangat Positif Lewat Hey Now

Basuki Eka Purnama
16/8/2022 10:30

DUO synth-pop suami-istri, Jean-Philip Grobler (kelahiran Afrika Selatan) dan Patti Beranek (kelahiran Jerman), St Lucia, hadir dengan single baru mereka Hey Now, yang dirilis dengan video klip bergaya VHS yang direkam di berbagai lokasi di kota New York. 

Mereka juga mengumumkan album keempat mereka yang telah ditunggu-tunggu, Utopia, yang akan dirilis pada 7 Oktober 2022 melalui Nettwerk.

Didorong oleh aransemen elegan dan synth yang hangat, lagu Hey Now, yang penuh emosi, merupakan pengingat yang membangkitkan semangat dalam chorus mereka, "Hey now, well it only takes a second fall, but it only takes a minute to start over again." 

Baca juga: Gandeng Valentina Ploy, Wrabel Rilis Ulang Hurts Like Hell

Ini adalah sebuah lagu tentang walau kita terjatuh dalam situasi apa pun, kita harus bisa menemukan cara untuk bangkit kembali. Hey Now merupakan sebuah penyemangat agar kita pantang menyerah dalam menghadapi berbagai rintangan.

"Fiuh, betapa besarnya perjalanan dalam pembuatan Hey Now," ujar Jean-Philip Grobler. "Bagiku, ini adalah inti emosional dari era baru St Lucia. Ini adalah lagu yang sekarang selalu aku mainkan pertama kali ketika aku duduk di depan piano. Aku sangat bersyukur bahwa chord ajaib ini muncul di benakku satu malam di awal pandemi: rasanya seperti seseorang menepuk punggung atau memeluk kita untuk memberitahu bahwa semuanya akan baik-baik saja."

Tentang video klip Hey Now, sutradara Nicole Lipp berbagi, "Berlari-lari di sekitar tempat dulu Jean biasa bermain dengan Rhodes dan camcorder Hi8 sangatlah menyenangkan. Aku sangat senang mendengar cerita dan kenangan Jean dari semua tempat yang kami lalui. Hey Now adalah lagu yang sangat pribadi dan emosional, jadi rasanya tepat untuk membuat visual pribadi yang sederhana, organik, untuk melengkapinya!"

Single utama yang telah dirilis sebelumnya Touch meluncur dengan alunan bass yang catchy seraya pendengar dibawa ke refrain rock yang penuh nuansa riang. Lagu ini juga dilengkapi dengan video klip bergaya 80an yang disutradarai oleh Nicole Lipp dan menampilkan penari/aktor queer Liv Mai bersama dengan Canyon Carballosa, seorang advokat yang inspiratif baik untuk komunitas queer maupun autistik.

St Lucia tetap setia pada apa yang mereka kuasai: mengadakan live show yang luar biasa di mana saja dari Coachella hingga Kansas City, dan membagikan musik synth-pop yang serba berkilau dan penuh kegembiraan. 

Album perdana mereka, When The Night, masuk ke chart Billboard Top 200 Albums dan mencapai #6 di chart Album Heatseekers Billboard. Album berikutnya, Matter, menampilkan single hit Dancing On Glass, seraya mereka berkolaborasi dengan Jack Antonoff, RAC, dan lainnya. 

Dua tahun kemudian, album Hyperion mewakili puncak karya kreatif mereka dan meraih pujian dari Billboard yang menggambarkan album ini sebagai album yang buoyant dan PopMatters menyebutnya it feels revelatory.

Nuansa disko warna-warni yang dipadukan dengan gaya funk tahun 70-an, dan pop 80-an, album Utopia yang akan datang adalah koleksi musik synth yang berkilau dengan irama menyenangkan yang telah menjadi musikalitas mereka yang menantang genre. 

Terinspirasi oleh berbagai musisi seperti David Bowie, The Weeknd, Daft Punk, hingga Parcels, St Lucia berkolaborasi dengan Chris Zane [Passion Pit, The Walkmen] untuk membantu mengarahkan karya yang berkilauan ini ke tingkat sonik yang lebih tinggi lagi. (RO/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya