Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
AKTRIS Sandra Dewi mengatakan setiap hari mendapat tantangan yang berbeda saat mengurus kedua anaknya, Raphael Moeis dan Mikhael Moeis.
Sandra menjelaskan kedua anaknya memiliki sifat yang sangat berbeda. Sang kakak dinilai sangat manis dan lembut, sedangkan sang adik lebih cuek.
Setiap hari, Sandra menghadapi masalah yang berbeda-beda, termasuk ketika kedua anaknya bertengkar karena saling berebut mainan.
Baca juga: Dian Sastro Sebut Peduli Lingkungan Dimulai dari Rumah
"Saya ibu yang susah menahan emosi, tantangan banget sih setiap hari apalagi karakter anak beda-beda, saya enggak bisa memperlakukan keduanya dengan sama. Setiap hari saya merasa tertantang untuk pendekatan ke anak," ujar Sandra dikutip pada Sabtu (27/11).
Tidak hanya dalam mengurus anak, dalam urusan memberikan asupan gizi pun memiliki tantangan tersendiri. Sandra khawatir jika kebutuhan nutrisi harian kedua anaknya tidak terpenuhi.
"Sebagai seorang ibu, tantangannya ada setiap hari, kasih makan apa yang bergizi, kasih aktivitas apa. Tiap hari saya belajar lagi," kata perempuan kelahiran 8 Agustus 1983 itu.
Sementara itu, Sandra juga mengaku selalu berbagi tugas bersama suami, Harvey Moeis, dalam hal pengasuhan anak. Untuk urusan bermain, anak-anaknya lebih senang bersama sang ayah.
"Yang jelas kalau main sama bapak itu kan jauh lebih seru. Kalau sakit anak-anak pasti cari ibunya, mau tidur cari ibunya, kalau main pasti cari bapaknya. Saling berbagi aja, pokoknya salah satunya harus ada kalau yang satu kerja," pungkas Sandra. (Ant/OL-1)
Ketika anak mengalami kecemasan saat dijauhkan dari gawainya, itu menjadi salah satu gejala adiksi atau kecanduan.
Upaya untuk mewujudkan peningkatan kualitas anak, perempuan, dan remaja masih banyak menghadapi tantangan.
Pada anak usia dini—yang masih berada pada tahap praoperasional menurut teori Piaget—, konten absurd berisiko mengacaukan pemahaman terhadap realitas.
Musik bisa merangsang area otak seperti lobus temporal untuk pendengaran, lobus frontal untuk emosi, cerebellum untuk koneksi motorik.
Menurut sejumlah penelitian, musik bisa dikenalkan kepada anak dari usia di bawah enam tahun.
Kriteria informasi yang layak bagi anak adalah informasi yang bersifat positif, mendukung tumbuh kembang anak, serta sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved