Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
Kado akhir tahun terindah baginya ialah dapat tampil di panggung Asia dan berkesempatan bersinar di tingkat internasional.
AKTRIS Asmara Abigail, 27, menerima penghargaan dalam International Film Festival and Awards Macao (IFFA) 2019 yang digelar pada 5-10 Desember, dalam kategori Asian Stars: Up Next. Penghargaan ini merupakan program untuk menjembatani talenta Asia yang ingin go international.
Asmara mengatakan ajang penghargaan IFFA 2019 ini menjadi kesempatan yang sangat berharga karena ia bisa bersanding dengan artis dari seluruh Asia. "Sudah saatnya talenta Asia mendapatkan panggung untuk berkarya dalam lingkup internasional dan memiliki kesempatan sebagai aktor untuk memperlihatkan Asia kepada audiens yang lebih luas", kata Asmara Abigail di Makau, Sabtu (14/12).
Perempuan yang memulai debutnya lewat film Setan Jawa itu mengungkapkan kegembiraannya melalui akun Instagram-nya pada pekan lalu.
"Aku sangat berterima kasih atas penghargaan dari International Film Festival & Awards Macao untuk Asian Stars: Up Next bersama aktor dan aktris dari seluruh Asia! Terima kasih pada IFFA atas kesempatan membawa bakat Asia ke level internasional sehingga mempunyai kesempatan untuk tampil di depan audiens yang lebih besar," tulis Asmara.
Ia menambahkan, film yang telah menghubungkan dan menyatukan sesama pemain peran dari Asia serta membuatnya tampil percaya diri sebagai kebanggaan Asia.
Ketika menerima penghargaan tersebut, Asmara bersanding dengan delapan bintang muda lainnya, di antaranya Lim Yoona dari Korea Selatan, grup K-Pop Girls Generation, Ryota Katayose dari Jepang, Bhumi Pednekar dari India, Bea Alonzo dari Filipina, Praewa Suthampong dan Jenis Opraset, serta aktor Vietnam, Lin Binh Pht.
Ketika festival berakhir pada Selasa (10/12), ia juga mengucapkan kegembiraanya. "Kado terindah di akhir tahun. Closing the year of 2019 full of gratitude," tulis Asmara yang menempuh studinya di Milan, Italia, dengan beasiswa dari Haute Future Fashion Academy & Camera Nazionale della Moda Italian.
Dirundung
Berkulit sawo matang, penampilan Asmara disebut eksotis. Meski julukan tersebut mengganggu sebagian perempuan, Asmara justru merasa tersanjung. "Eksotis berarti tidak biasa, tampak asing. Aku merasa nyaman dan percaya diri biarpun dijuluki berkulit gelap," tutur Asmara, beberapa waktu lalu.
Tak heran, ia juga mengidolakan aktris lain yang memiliki warna kulit serupa, salah satunya Fahrani. "Kulit seperti ini keren dan seksi," imbuhnya.
Namun, siapa sangka, warna kulit membuat Asmara mendapatkan pengalaman kurang menyenangkan saat duduk di bangku SMA. Ia mengaku pernah dirundung akibat kulit yang berwarna gelap. "Fisik sering dibully teman, dibilang hitam. Dulu aku kurus banget. Sudah kecil, kurus, hitam, jadi kayak buruk rupa," ucap Asmara sambil tertawa.
Ia juga mengaku dibully guru pengajarnya. "Tapi dibully guru lebih ke akademis," ujar Asmara yang mahir menari tango, flamenco, dan pole dance itu.
Pengalaman kurang enak itu justru mendorongnya ingin cepat menyelesaikan sekolah. "Dari TK hingga SMA, aku di sekolah yang sama. Jadi, aku pengin cepat lulus SMA supaya bisa pilih kuliah yang aku mau, jurusan yang aku mau, dan bertemu lingkungan baru," ujar perempuan kelahiran 3 April 1992, tersebut. Ia mengaku beruntung menemukan suasana yang lebih bersahabat ketika kuliah. (Ant/H-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved