Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Tara Basro: Menjadi Patriot di Media Sosial

Abdillah Muhammad Marzuqi
26/7/2019 01:00
Tara Basro: Menjadi Patriot di Media Sosial
Tara Basro merupakan model dan aktris berkebangsaan Indonesia. Alumni GADIS Sampul 2005(MI/Sumaryanto)

AKTRIS Tara Basro, 29, punya konsep tersendiri mengenai patriot. Ia mengungkapkan bahwa patriot tidak melulu soal melakukan sesuatu yang besar, justru tidak jauh dari kehidupan sehari-hari.

"Sebenarnya menurut saya enggak perlu jauh-jauh mencari sosok patriot karena di zaman seperti sekarang ini ketika kita punya kebebasan untuk berbicara. Ibaratnya, get in touch sama sesama kita masing-masing juga bisa menjadi patriot. Entah di media sosial digital atau secara langsung," terang aktris pemeran Merpati dalam film Gundala itu, saat berkunjung ke Media Indonesia, pekan lalu.

Menurut Tara, menjadi patriot bisa di mana saja, baik di media sosial maupun dunia nyata. Keduanya sama pentingnya, mengingat realitas media sosial telah berkembang sedemikian rupa. Banyak kabar yang belum tentu benar dan belum terverifikasi keabsahannya.

"Kayaknya itu sesuatu yang penting banget di sekarang ini karena ibaratnya kalau dengarkan berita atau apa, belum tentu bisa dipercaya.

Sedikit sekali dari kita yang bisa memilih dan memilah mana yang benar mana yang tidak, mana yang yang bisa didengarkan mana yang tidak," ujar peraih Aktris Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2015. Semua orang, lanjut Tara, mempunyai tanggung jawab untuk belajar menyuarakan yang ada di pikiran.

"Dalam bermedia sosial, banyak orang abai terhadap aspek kemanfaatan dari unggahan yang dilakukan. Banyak yang tidak memikirkan konten yang diunggah," imbuh perempuan kelahiran 11 Juni 1990 itu.

Tara menambahkan, orang yang berjiwa patriot harus punya tanggung jawab juga dalam bermedia sosial, dengan bisa memberikan manfaat pada orang lain, bukan hanya ajang bersenang-senang.

"Sebenarnya punya media sosial ya bisa saja untuk senang-senang, tapi balik lagi ada tanggung jawabnya. Apalagi kalau orang-orang yang followers-nya sudah banyak banget gitu. Kebanyakan orang ada yang memilih tidak mau menggunakan platform mereka untuk kepentingan lain selain bersenang-senang tadi," ujarnya.

Sementara itu, dalam dunia nyata, menurut Tara, patriot harus bisa memberikan dampak positif untuk lingkungan sekitar meskipun kecil.

"Kalau secara langsung, menurut saya enggak usah jauh-jauh dulu, tapi dari lingkungan sendiri, keluarga, misalnya. Apakah keluarga ini bisa kasih pengaruh positif terhadap lingkungannya," ujarnya.

Pengaruh dari film
Menurut Tara, pemahaman tentang patriotisme itu sangat terkait dengan film terbarunya, Gundala: Negeri ini Butuh Patriot, yang bakal rilis 29 Agustus 2019. Dalam film itu, pengertian dan pemahaman tentang patriot bakal disampaikan dengan bahasa yang membumi dan ala Indonesia.

"Dalam film itu, bagaimana caranya kita bisa belajar untuk mencintai negeri kita. Bagaimana kita mencintai, kita sebagai orang Indonesia," tambahnya.

Ia menambahkan, kondisi Indonesia saat ini masih sangat terpengaruh era penjajahan, utamanya mengenai kepercayaan diri. "Sampai hari ini kita masih menggalami trauma post capitalism atau post penjajahan.

Di (film) Gundala banyak karakter-karakter perempuan yang sangat kuat, bisa dijadikan idola dari berbagai macam bentuk, dari berbagai macam warna kulit, rambut. Itu menurut saya penting," imbuhnya.

Tara berharap agar film terbarunya bisa diterima dan dihargai publik sebagai karya anak bangsa. Ia juga berharap film itu bisa menumbuhkan kepercayaan diri masyarakat Indonesia untuk berkarya, punya mental kuat, dan tidak minderan. Itu karena Tara percaya, Indonesia punya kelimpahan bakat. (H-3)

 

 

 

 

 

 

 

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya