DENGAN mengulang sukses tahun lalu, designer Poppy Dharsono kembali gelar Ramadhan Runway di Kota Kasablanka, Jakarta, Jumat (24/5). Ketua Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) melihat animo pameran dan ajang fashion show busana muslim ketujuh kali ini mengalami peningkatan. Animo itu yang membuatnya optimis menjadikan Indonesia sebagai kiblat fesyen muslim dunia pada 2020.
"Saya kira itu logis dan mungkin sekali. Kami akan terus menyiapkan para desainer dan pelaku mode untuk terus mengeluarkan karya-karya muslim terbaik sehingga sejalan dengan misi pemerintah. Karyanya bagus dan bisa diterima masyarakat," kata Poppy.
Dirinya tak memungkiri sekarang Indonesia telah ditengok beberapa negara lain untuk urusan feysen muslim sehingga negara ini pun mesti berbenah dan memberikan perhatian lebih untuk itu.
Mewujudkan itu bukan perkara mudah, lima tahun terakhir Poppy berupaya keras. Meski banyak yang meremehkan kinerjanya, bahkan kinerja APPMI.
"Dulu saya pernah diremehkan, 'ngapain nampilin karya desainer yang jelek,' katanya. Aku bilang tunggu lima tahun lagi. Ternyata benar, kini mereka bisa berkembang," ungkap anggota DPR RI tahun 2009-2014 ini.
Emas dan hitam
Bertepatan dengan bulan Ramadan 1440 Hijriah kali ini, APPMI telah berkolaborasi dengan 70 desainer dan label fesyen Indonesia dan mancanegara untuk menghadirkan gelaran fesyen yang meriah.
Setidaknya ada tiga tema besar yang diusung Ramadhan Runway 2020, yakni Hijab x Sportwear, Hijab x Influencer, dan Hijab x Celebrity. Ketiga tema itu memberikan nuansa segar untuk tren busana muslim yang kekinian.
Sebagai desainer, Poppy pun menampilkan busana muslim untuk perempuan dan laki-laki dengan tema Emas dan hitam. Kedua warna ini akan menjadi style-nya mengisi Ramadan. "Saya ingin hadirkan yang beda di Ramadan sehingga batik prada menjadi pilihannya," ungkap Poppy.
Printingan emas di atas kain hitam ini akan hadir dalam busana outer, celana, kemeja mirip koko, dan kaftan.
"Kaftan sepertinya masih akan terus diminati perempuan muslim saat Ramadan, jadi saya juga menghadirkannya," lanjutnya.
Untuk motif, perempuan kelahiran Garut, 8 Juli 1951 itu tak meggunakan batik. Sebaliknya ia tengah mengeksplor motif kotak-kotak.
Meskipun didominasi warna hitam yang umumnya menyerap panas, dirinya yakin busana ciptaannya tetap nyaman. Pasalnya, material kain yang dipilihnya ialah katun yang adem. (M-3)