Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
BERAWAL dari ajang MTV VJ Hunt 2008, Ganindra Bimo kini semakin mantap sebagai presenter dan aktor. Hingga kini setidaknya 15 judul film telah ia bintang sementara lewat televisi, sosoknya rutin menyapa melalui tayangan olahraga dan hiburan di Net TV.
Salah satu film teranyar pria yang akrab disapa Bimo ini akan tayang di layar lebar mulai Kamis (9/5). Di film Pariban itu ia memerankan Moan yang dijodohkan dengan Uli Silalahi yang diperankan Atiqah Hasiholan. Sesuai judulnya, Uli merupakan pariban Moan atau sepupu yang dapat atau malah sangat dianjurkan untuk dinikahi.
Sebagai Moan, Bimo yang berdarah Sunda pun harus mengubah diri menjadi pemuda Batak yang merasa serbakekinian karena lahir dan besar di kota metropolitan. Bukan sekali ini Bimo memilih peran yang tidak biasa. Di film Moammar Emka's Jakarta Undercover, peran lebih menantang telah dilakoni pria 31 tahun.
Keberhasilannya dalam membawakan peran-peran tidak biasa dikatakan Bimo juga merupakan buah dari keberagaman budaya yang ada di Tanah Air.
Keberagaman itu bukan hanya membantunya dalam mendalami karakter yang berbeda, melainkan juga beradaptasi dengan beragam cara hidup.
Walau lama hidup di kota, Bimo mengaku tidak mengalami kesulitan, kita harus hidup dengan fasilitas sangat minimal di pedalaman. Begitu juga ketika berhadapan dengan kebiasaan-kebiasaan yang berbeda, ia akan mudah beradaptasi karena sedari kuliah memiliki teman dengan beragam suku.
"The best point of being Indonesian adalah ketika terbiasa dengan masyarakat majemuk," ungkap Bimo saat berkunjung ke kantor Media Indonesia di Jakarta, Selasa (7/5).
Khusus soal akting, Bimo pun mencontohkan perbandingan dengan teman aktornya yang berasal dari Australia. Ia melihat sang teman lebih mengalami kesulitan ketika berpindah-pindah karakter maupun cara hidup karena masyarakat di sana yang tampak lebih homogen dalam soal suku dan ras.
Pria alumnus dari Fakultas Ekonomi Universitas Parahyangan Bandung ini mengungkapkan jika toleransi keberagaman yang tertanam di dirinya juga bukan hanya soal suku dan ras, melainkan juga agama. Di bulan puasa ini misalnya, ia terbiasa bertoleransi terhadap umat muslim yang berpuasa karena ayahnya ialah mualaf.
"Ayah saya mualaf, keluarga saya ada yang beragama Hindu, Buddha, muslim. Kalau soal toleransi berpuasa, saya juga berpuasa untuk diet dengan tetap minum air putih. Cara menghargai agama pun untuk saya enggak masalah, jadi sudah terbiasa pola hidup seperti itu. Nenek saya juga muslim, jadi setiap tahun Lebaran dan Natalan," paparnya.
Penyampai pesan
Semangat menghargai keberagaman budaya itu pula yang diharapkan Bimo dapat tersampaikan melalui film Pariban. "Bahkan, saya berharap film ini nantinya bisa memancing banyak obrolan off screen tentang budaya kita, bukan hanya budaya Batak ini aja," tutur pria yang gemar mengoleksi tato di tubuhnya itu.
Lebih jauh, Bimo berharap makin banyak film Indonesia yang mengangkat tentang keragaman budaya Tanah Air. Dengan begitu, masyarakat bisa lebih mengenal dan saling menghargai orang yang berbeda budaya.
Bimo pun optimistis jika film dapat menjadi media yang dapat membuat perubahan di masyarakat dalam negeri. Meski begitu, ia melihat jika film genre pop akan lebih efektif dalam menyampaikan pesan karena lebih mudah diterima masyarakat.
Ini sesungguhnya bukan hanya formula untuk Indonesia, melainkan juga memang yang dilakukan industri film Hollywood. Ia merujuk pada langkah yang dilakukan Marvel dalam menyebarkan pesan kesetaraan ras lewat tokoh-tokoh pahlawan super yang berkulit hitam.
Namun, tentu saja para pembuat film tidak akan mencapai tujuan tanpa didukung dengan keberpihakan para pengusaha sinema.
Untuk itu, ia sangat berharap jika bioskop-bioskop di Indonesia terus mendukung pertumbuhan film nasional dengan berimbang, atau bahkan lebih banyak menayangkan film anak negeri. "Lihat aja yang ada di India, bioskopnya menayangkan film-film dalam negeri sehingga mereka bisa menciptakan Bollywood. Mereka tidak lagi terlalu peduli dengan film Barat," tutupnya. (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved