Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
HARIS Khaseli Gumelar, 41, atau yang akrab dipanggil Zeke Khaseli, menjadi salah satu peraih Piala Citra dalam Festival Film Indonesia (FFI) 2018 yang diumumkan di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Minggu (9/12) malam. Lewat ajang bergengsi itu, ia dinobatkan sebagai penata musik terbaik lewat film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak.
Zeke tak hadir dalam acara itu karena sedang berada di New York, Amerika Serikat. Namun, lewat sambungan telepon, laki-laki kelahiran Taipei, 5 Juli 1977, itu mengungkapkan kebahagiaannya.
"Penghargaan itu berkesan sekali karena ada cerita di balik proses pembuatannya," ucap Zeke saat dihubungi Media Indonesia, kemarin.
Film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak telah meraih 10 penghargaan film di berbagai ajang bergengsi dalam dan luar negeri. Film yang ber-setting cerita kehidupan masyarakat Sumba di Nusa Tenggara Timur, itu disutradarai sineas muda Mouly Surya, yang juga teman lama Zeke.
"Sepuluh tahun sebelumnya, saya dan Mouly menggarap film pertama berjudul Fiksi (2008). Dan kami kembali, sama-sama menggarap film kedua ini," kata putra anggota Wantimpres Agum Gumelar itu.
Bersama Mouly juga, Zeke berangkat dari nol dan tumbuh bersama di jalur film. Padahal sebelumnya, ia telah lebih dahulu berkiprah di bidang musik.
Tidak ada yang menyangka, kolaborasi keduanya dalam Fiksi justru cocok hingga melahirkan banyak penghargaan. Film itu dinominasikan untuk 10 penghargaan dalam FFI 2008. Zeke diganjar sebagai penata musik terbaik, sedangkan Mouly menjadi sutradara terbaik.
Tidak mengherankan, jika Mouly memercayakan Zeke lagi untuk menggarap musik di film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak yang dirilis pada 2017. Padahal, saat itu Zeke baru saja pindah ke New York menemani istrinya, Ladya Cheryl, sekolah film di sana.
"Saat menggarap Marlina, itu tahun pertama saya tinggal di New York. Meskipun terhalang jarak, tapi syukur bukan menjadi hambatan. Untuk musik kan kerja di mana saja bisa berjalan," kata Zeke yang menyukai musik sejak usia tiga tahun.
Meski dalam proses kreatifnya di film itu dirasa tidak mudah, Zeke bergeming. Musik pembuka dianggap sebagai elemen terpenting dan berperan besar menggiring penonton untuk masuk dalam cerita.
"Untuk dapat rasa, saya menyiapkan dengan musik yang punya mood sama, sesuaikan pula dengan musik ala koboi karena berkaitan dengan Sumba," ungkap Zeke.
Kebebasan berekspresi
Dari 15 nominasi untuk 14 kategori, Marlina memboyong 10 piala dan dinobatkan sebagai film terbaik dalam FFI 2018. Selain di FFI 2018, Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak sudah diganjar berbagai penghargaan internasional.
Sebut saja, Tokyo Filmex International Film Festival, Five Flavours Asian Film Festival di Polandia, dan Asian Academy Creative Award. Kabarnya, film itu bahkan akan melaju dan membetot perhatian pelaku industri film dunia di Piala Oscar pada 2019.
Karena itulah, Zeke mengaku sudah memprediksi kalau film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak bakal meraih predikat film terbaik di FFI 2018.
Meskipun banyak ditangani banyak orang, diakuinya, sang sutradara Mouly membebaskan semua orang untuk berkspresi dalam sebuah kerja tim. Itulah salah satu kunci di balik kesuksesan film yang melibatkan Marsha Timothy sebagai pemeran utamanya itu.
"Bagiku, penghargaan bukanlah tolok ukur, tapi penanda keberhasilan kami melewati proses di dalamnya," kata penata musik terbaik di ajang internasional Asian Pasific Film Festival 2013 itu.
Sepuluh tahun berkecimpung dalam produksi film, Zeke merasa penghargaan semacam ini penting sebagai apresiasi bagi pelaku film, yang tentunya berimbas pada jumlah penonton dan juga para pelaku film yang akan memberikan sesuatu yang baru bagi penontonnya. "Dari sisi pembuat, bisa jadi mereka akan terbiasa berpikir kreatif," kata alumnus Liberal Arts Seattle University, AS, itu.
Menurutnya, hubungan industri dan bioskop harusnya bersatu memberi peluang besar untuk film Indonesia. Zeke memberi contoh pada Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak. (H-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved