Headline
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
NAMA Denny Malik, 55, sempat lama tidak terdengar bersamaan dengan kemunculannya yang jarang di panggung hiburan. Padahal, Denny sebelumnya dikenal kerap tampil karena sosoknya yang multitalenta sebagai penari, penyanyi, bahkan pemeran.
Di dunia akting ia melejit saat berperan dalam sinetron Melody Cinta yang ditayangkan salah satu stasiun televisi swasta pada kurun 2000-2004. Dalam sinteron itu ia berakting menyanyikan beberapa lagu dangdut populer, hingga kemudian ia terjun ke musik dangdut dengan merilis album Asap Asmara di penghujung 2002.
Jauh sebelum tertarik pada musik dangdut, bangsawan dari Kerajaan Inderapura, Pesisir Selatan, Sumatra Barat, itu telah dikenal sebagai penyanyi pop melalui single Jalan-Jalan Sore di album Jak Jak Jak Jakarta milik Guruh Soekarnoputra. Selain itu, ia juga merilis album Putri Impian.
Ketika pesta olahraga negara-negara Asia atau Asian Games 2018 dihelat Agustus lalu, barulah nama Denny menyeruak kembali. Hal itu disebabkan ia ialah salah satu penata tari opening ceremony Asian Games yang berlangsung memukau di Gelora Bung Karno ketika itu.
Denny mengaku jarang tampil di muka publik bukan karena ia tidak lagi bergelut di dunia tarik suara dan tari. Baginya, panggung ialah dunianya. Bahkan, kelahiran 18 Februari 1963 itu menyatakan tidak bisa memilih salah satu dari semua yang telah dijalaninya, mulai tari hingga akting. "Sampai mati pun, jiwa tampil saya enggak akan hilang," kata Denny saat ditemui di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Saat ini, ia memilih fokus menjadi orang di belakang layar atau panggung demi kesuksesan sebuah acara, yakni menjadi koreografer dan mengelola perusahaan jasa event organizer (EO).
Di tengah kesibukannya di belakang panggung, bukan berarti ia bebas dari godaan untuk muncul lagi sebab lanjutnya, tawaran untuk kembali mengisi panggung, menjadi aktor sinetron, maupun acara kejar tayang, tetap bermunculan.
"Banyak orang bertanya, kok saya enggak nyanyi lagi? Gak menari lagi? Saya harus fokus karena sebagai koreografer saya harus melatih orang dan sebagai EO saya harus presentasi," kata suami dari Mira Natalia dan ayah dari dua anak tersebut.
Denny mulai sibuk di balik layar seiring banyaknya permintaan untuk mengajar tari dan seni pertunjukan. Baginya menjadi pengajar ialah sebuah aktivitas yang memiliki banyak manfaat. Selain bisa berbagi ilmu, ia sendiri merasa terpanggil untuk menjadi pengajar.
Oleh karena itu, pemenang AMI Awards 2003 untuk kategori Artis Pria Dangdut tersebut mengaku sangat menikmati aktivitasnya sebagai pengajar. Ia merasa senang mengarahkan orang lain dan membantu mereka untuk tampil sukses.
Kesukaan pada aktivitas mengajar itulah yang kemudian membuatnya hampir selalu berada di balik layar dan menemukan kesuksesannya di sana. Dengan pilihannya untuk fokus pada profesi koreografer, ia juga mendapat banyak tawaran pekerjaan. "Akhirnya job-nya kebanyakan itu, the man behind," sambungnya.
Potensi seni budaya
Meski karya-karyanya sudah diakui bagus, ia menolak untuk puas. Dari waktu ke waktu Denny berusaha meningkatkan kualitas karyanya dan tidak pernah berhenti belajar sebab ujarnya, pencapaiannya selama ini pun lantaran proses belajar yang terus-menerus.
Puncaknya, ia mencatatkan namanya di ajang Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang. Pembukaan pesta olahraga itu dipandang sebagai gelaran terbaik yang pernah ada dan membuat nama Indonesia melambung.
Ia kini masih menyimpan harapan agar seni dan budaya Indonesia bisa terus berkembang dan Asian Games 2018 menjadi bukti kuat. "Sejak Asian Games kemarin, ayo dong kita harus bangkit. Diakui sama dunia luar kan bagus banget," katanya.
Indonesia yang memiliki banyak kekayaan seni budaya harus memaksimalkan potensi tersebut dengan mengelolanya secara optimal. (H-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved