Headline

Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.

Hannah Al Rasyid Ajak Setop Kekerasan terhadap Anak

Indriyani Astuti
23/3/2018 09:31
Hannah Al Rasyid Ajak Setop Kekerasan terhadap Anak
(MI/BARY FATAHILLAH)

MASIH tingginya angka kekerasan pada anak, terutama anak perempuan, menggugah aktris sekaligus model, Hannah Al Rasyid, 32, untuk angkat bicara. Dia ingin masyarakat lebih memahami dampak kekerasan anak dan bersama-sama melakukan pencegahan.

Perempuan kelahiran London, 25 Januari 1986 itu mengungkapkan, dia pernah melakukan polling melalui akun Instagram-nya. Hannah bertanya kepada para followers-nya, pernah atau tidak mereka mendapat kekerasan. Jawabannya membuat dia tercengang.

“Begitu banyak respons yang saya dapat, termasuk yang mengirim direct message (pesan langsung). Banyak dari mereka mengalami kekerasan. Dan yang mengejutkan, hal itu (kekerasan) terjadi di lingkungan sekolah,” tutur Hannah pada diskusi mengenai kekerasan terhadap anak yang digelar Yayasan Plan Internasional Indonesia di Jakarta, Rabu (21/3).

Sebagian dari mereka, lanjut Hannah, mengaku masih merasa trauma akibat kekerasan yang dialami saat kecil. “Ada yang terganggu kepercayaan dirinya dan lain-lain yang terbawa sampai mereka dewasa,” ucap Hannah yang aktif menyuarakan kesetaraan gender di berbagai forum.

Ia sangat prihatin kekerasan pada anak masih sering terjadi di lingkungan sekolah yang seharusnya menjadi lingkungan aman bagi anak-anak. Terlebih, banyak korban yang tidak berani mengadu atau membicarakan hal itu.

“Mereka merasa tidak ada support system (sistem pendukung) untuk mengungkapkan hal-hal seperti itu,” imbuh Hannah.

Hannah juga menyayangkan bahwa pembicaraan mengenai kekerasan pada anak di sebagian masyarakat juga masih dianggap sebagai hal tabu. Karena itu, ia sangat mendukung adanya Lembaga Perlindungan Anak di desa-desa yang diinisiasi Yayasan Plan Internasional Indonesia. Menurutnya, inisiatif mengajak anak-anak untuk terlibat mengambil keputusan dan berani bersuara merupakan sesuatu yang hebat.

“Kesadaran publik akan kekerasan anak masih kurang. Jika ini tidak dibicarakan, tidak ada solusi. Menurut saya, di kota-kota besar juga harus ada inisiatif seperti ini. Menyosialisasikan dampak negatif kekerasan, juga bagaimana menggunakan hukum untuk melindungi anak perempuan,” papar perempuan yang membintangi film Warkop DKI Reborn itu.

Pernikahan dini
Hannah menambahkan, pada kegiatan Women’s March 8 Maret lalu, sebagai rangkaian peringatan Hari Perempuan Sedunia, salah satu isu yang disuarakan ialah setop perkawinan anak. Namun, beberapa netizen, tutur Hannah, malah mencibir kampanye itu. Padahal menurutnya, pernikahan dini merupakan salah satu bentuk kekerasan terhadap anak yang dampaknya sangat merugikan si anak.

“Kami dari aktivis banyak membawa poster soal perkawinan anak, malah dihujat oleh netizen. Banyak yang menganggap lebih baik nikah muda daripada zina. Mereka belum sadar dampak negatifnya,” terang Hannah.

Hannah menuturkan, salah satu alasan anak dinikahkan dini ialah karena telanjur hamil. Karena itu, dia menyarankan sebaiknya anak-anak diberi pendidikan mengenai kesehatan reproduksi dan edukasi seksual agar terhindar dari kehamilan yang tidak diinginkan. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya