Headline

Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.

Gunung Bikin Uli Herdinansyah makin Cinta Indonesia

Retno Hemawati
22/3/2018 10:03
Gunung Bikin Uli Herdinansyah makin Cinta Indonesia
(DOK EKI DANCE)

AKTOR sekaligus pembawa acara Uli Herdinansyah, 41, semakin menga­gumi alam Indonesia setelah dirinya mendaki Gunung Lawu. Dia melihat keindahan alam yang luar biasa dari gunung bertinggi 3.265 meter itu.

“Gunung Lawu adalah gunung pertama yang sa­ya daki. Dari gunung itu saya menemukan ke­nik­­matan yang tidak saya duga. Rasanya waktu itu saya anak kota yang nggak tertarik pada alam,” katanya kepada Media Indonesia, Senin (19/3).

Namun, justru saat dirinya tidak mengharapkan apa-apa dari mendaki gunung ia dihadapkan pada kenyataan lain. Pada saat duduk melepas penat, dia baru menyadari sesuatu hal yang membuatnya merinding. Dia melihat awan berada di bawah kakinya. “Pemandangan itu memberikan efek wow buat perasaan saya. Itu berkesan. Dari situlah menyadari Indonesia itu indah,” kata dia.

Dia juga menambahkan demikian, “Sejak itu baru terpikir. Orang bisa saja bilang cinta Tanah Air, tetapi kalau kita enggak pernah bepergian rasa itu enggak akan pernah didapatkan. Kita enggak akan pernah melihat  Indonesia itu sungguh sangat indah,” ucap Uli yang akan menjadi pembawa acara kuis Siapa Berani berpasangan dengan Alya Rohali itu.

Pengalaman dari Gunung Lawu membuatnya kecanduan mendaki gunung-gunung lain, seperti Rinjani, Semeru, Papandayan, Agung, dan terakhir Prau di Wonosobo, Jawa Tengah. Dia menyebutkan mendaki Gunung Prau ialah rekreasi sambil syuting. Dia beramai-ramai membuat vlog dan berkampanye demi kebersihan lingkungan di gunung. Video pendek yang dibuatnya bersama rekan-rekan bertujuan mengedukasi pendaki untuk melakukan buang air besar (BAB) dengan cara yang benar. “Gunung-gunung semakin kotor kalau para pendaki tidak tahu caranya bagaimana harus BAB dengan cara yang benar,” kata dia.

Uli yang kini masih sibuk dengan aktivitasnya sebagai penyiar radio menjabarkan cara yang benar sehingga tidak mengganggu aktivitas pendaki berikutnya. “Yang pertama tidak boleh di jalur pendakian, harus minggir sekitar 5 sampai 6 meter, menggali tanah setidaknya 15 sentimeter, dan jika sudah usai ditutup tisu kemudian dikencingi kalau bisa supaya mudah lunak. Setelah itu ditutup tanah, dipadatkan, dan diberi tanda kayu supaya orang lain tahu sudah pernah dipakai,” jelasnya.

Eki Dance Company
Gunung Prau ialah gunung terakhirnya sebelum memasuki aktivitas padatnya tahun ini. Selain terikat kontrak dengan salah satu stasiun radio, dia sibuk dengan jadwal menjadi pemandu acara, pengisi suara, dan menjadi moderator.

Menjadi moderator ialah salah satu aktivitas padatnya bersama dengan Eksotika Karmawibhangga Indonesia (EKI), orang mengenalnya dengan EKI Dance Company. Uli telah sejak lama di EKI Dance Company, termasuk di yayasannya juga. “Di yayasan itu saya menjadi moderator bulanan untuk talk show bertema kehidupan, filosofi Buddhism, dan menjadi anggota penerjemah teologi agama Buddha,” tuturnya lembut.

Uli menemukan kehidupannya bersama dengan EKI Dance Company yang dipimpin Aiko Senosoenoto dan Rusdy Rukmarata. “Mereka sangat kuat dengan Buddhism-nya termasuk nilai-nilai kehidupannya yang kemudian kami anut. Standar saja sih sebenarnya, seperti menghargai orang lain,” tutup Uli. (H-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya