Headline

Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.

Hamish Daud Ikut Aksi Bersih Sampah Plastik di Legian Bali

Rosmery Sihombing
25/2/2018 12:45
Hamish Daud Ikut Aksi Bersih Sampah Plastik di Legian Bali
(DOK. C&R)

SEBAGAI bagian dari anggota masyarakat yang tumbuh dan berkembang di Bali, laut bagi Hamish Daud, 37, seakan menjadi rumah kedua. Kedekatannya dengan laut membuatnya sadar bahwa kondisi laut di Bali semakin hari terus memburuk. Begitu juga dengan sejumlah laut di Indonesia.

“Saya lihat sejak 10 tahun terakhir. Sampah di laut, terutama plastik menjadi masalah besar, 70% plastik yang masuk ke laut berasal dari darat,” ujar Hamish pada acara aksi bersih-bersih sampah Satu Pulau Satu Suara (One Island One Vote/OIOV), di Pantai Legian, Bali kemarin (Kamis .

Kondisi itu, lanjut aktivis lingkungan yang lahir di Gosford, Australia itu, sangat merusak keindahan panorama laut dan perlahan mengurangi devisa negara dari sektor pariwisata.

Hamish mengaku langkah sederhana yang ia lakukan dalam mengurangi sampah plastik ialah dengan membawa botol minum isi ulang ke mana pun ia bepergian dan tidak lagi minum menggunakan sedotan plastik.

“Pemakaian sedotan plastik sekarang telah menjadi lifestyle. Semenjak melihat dokumentasi dari pemakaian sedotan plastik yang berimbas buruk bagi lingkungan dan spesies laut, maka saya tidak pernah lagi memakai sedotan, apalagi jika sedang traveling,” tambah suami dari penyanyi cantik Raisa itu.

Menurutnya, sebetulnya tidak menjadi masalah jika seseorang minum tanpa sedotan.

“Cobalah kita menjadi kreatif ketimbang menggunakan sampah plastik,” ujarnya. Selain itu, Hamish mengaku tidak menggunakan plastik dalam berbelanja.

“Saya betul-betul zero plastik. Saya punya 12 tas untuk berbelanja, jadi tidak pakai plastik,” cetusnya.

Dalam kesempatan acara tersebut, Hamish bersama Suzy Hutomo, Founder SustainableSuzy.com dan Executive Chairwoman The Body Shop Indonesia, serta Safri Burhanudin, Deputi IV Bidang Koordinasi SDM, Iptek, Kebudayaan Maritim, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, berjalan menyusuri pantai dan memunguti sampah. Saat itu, pecahan plastik kecil yang terserak ia ambil dengan mengorek pasir.

“Ini mikroplastik lebih berbahaya lagi. Kalau menjadi kecil-kecil lagi (nano plastik) tambah bahaya lagi, karena bisa termakan oleh ikan,” ungkap Hamish mengingatkan.

Lebih lanjut, pria berdarah campuran Australia-Bawean, Jawa Timur ini mengemukakan, pada tahun lalu terdapat 5.000 ton sampah yang masuk ke semua saluran air di Bali. “Bagi saya hal ini amat serius karena menunjukkan sudah krisis. Apalagi, Bali destinasi wisata,” tegas Hamish dengan nada serius.

Sebagai orang yang menggemari hobi surving ia menegaskan bahwa laut harus bersih agar pengguna hobi surving aman dan nyaman. “Saya senang surving, saya ingin laut bersih. Saya bicara di sini bukan sebagai artis, tetapi sebagai orang Tabanan. Dan masyarakat ingin Bali bersih,” tandas Hamish yang mengaku bangga dan senang dengan kegiatan Satu Pulau Satu Suara tersebut.

Edukasi
Hamish menambahkkan, aksi tersebut sekaligus mengedukasi masyarakat dan semua pihak dalam menyelamatkan laut dari sampah plastik. Ia pun mengapresiasi kegiatan ini.

“Terima kasih buat OIOV, luar biasa bikin bangga Bali. Masalah orang, menjadi masalah kita semua. Komunitas di Bali masih kuat banget sehingga masalah besar dalam memerangi sampah menjadi perhatian dan concern buat kita semua, mereka excited banget,” tambahnya.

Terkait dengan sampah daur ulang, Hamish yang menjadi duta di Kemenko Kemaritiman mengaku saat ini sedang menjajaki untuk menyetop produksi botol bar karena bisa di daur ulang. “Saya sudah omong-omong dengan bidang kemaritiman. Daur ulang botol cuma ada di Tiongkok dan Indonesia. Masalahnya mungkin di masyarakat yang maunya pakai botol baru karena anggap botol daur ulang kotor,” tegasnya lagi. Ia menambahkan, dirinya memang bukan scientist, melainkan para sahabat dan temannya banyak kalangan scientist yang dapat membantu.

Namun, lanjutnya, masyarakat harus mulai diedukasi. Semua pihak, baik pemerintah, swasta, maupun komunitas sekolah harus bekerja sama.

“Kalau pak polisi bisa me­nindak dengan menilang pengendara motor yang tidak pakai helm, maka seharusnya siapa saja yang membuang sampah sembarangan juga dapat ditilang,” pungkas Hamish yang lebih banyak tinggal di Bali itu seraya tertawa. (H-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya