Headline
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
HARPIS Jessica Sudarta, 19, telah melanglang buana ke berbagai belahan dunia untuk unjuk gigi. Ia pun mengaku mendapatkan pelajaran berharga dari musisi kelas dunia yang ia jumpai. Pelajaran itu bukan hanya teknik bagaimana memainkan harpa dengan baik, melainkan juga bagaimana cara untuk menjadi profesional dan menjadi musikus sesungguhnya. "Banyak sekali pelajaran terutama tentang profesionalitas, bagaimana cara mereka bekerja, bagaimana mereka selalu tepat waktu. Mereka selalu memperhatikan setiap detail, bahkan dari hal-hal kecil sekalipun. Jadi tidak hanya soal permainan, tetapi juga pemilihan kostum dan lain-lain," tutur Jessica saat dijumpai Media Indonesia, Kamis (18/1).
Dia lantas bercerita bagaimana dirinya berproses sehingga menjadi pemain harpa yang bukan satu-satunya cita-cita saat masih belia. Seperti anak-anak lainnya, ia mengaku, pada zaman itu sangat ingin menjadi dokter. "Jadi dulu kalau ditanya, paginya mau jadi dokter terus malamnya jadi penyanyi," ucapnya sambil tertawa. Namun, kini pilihannya sudah terpatri. Menjadi musikus ialah salah satu mimpi yang dapat dijalani. Tidak hanya sekadar menjalani, tetapi juga setiap langkah diresapi dalam hati sehingga berbagai prestasi datang silih berganti.
Musikus yang pernah sepanggung dengan Sarah Brightman dan Remy van Kesteren itu juga mengaku harpa sangat personal. "Harpa itu sangat personal. Ketika memainkannya, kita bisa merasakan vibrasi, getaran yang tercipta dan itu masuk ke dalam tubuh kita," kata dia.
Pengalaman itu menurutnya tidak bisa didapatkan ketika bermain piano atau alat musik lainnya. Harpalah yang paling merepresentasikan kepribadiannya.
"Dia kalem dan unik. Mungkin pada awalnya, orang akan melihat dia sangat rumit, kompleks, tidak efisien, tapi jika kita mengerti konsepnya, akan mudah memainkannya. Intinya kita harus mengenali dia dengan baik terlebih dahulu."
Mulai dipertimbangkan
Dia juga membeberkan alasan mengapa ia begitu mencintai harpa dan memilihnya sebagai alat musik yang selalu ia jadikan senjata setiap kali tampil di panggung dunia sehingga namanya mulai diperhitungkan sebagai harpis muda.
Perempuan asal Surabaya itu sudah tampil di berbagai ajang musik internasional bersama para musikus beken dunia. Ia juga telah memenangi berbagai kejuaraan, salah satunya ialah Best Saint Saens Performance 2017.
Jessica berharap jalannya masih akan terus panjang dan bisa memberikan lebih banyak hal kepada negara dan mengantarkan semangat kepada para generasi muda khususnya dalam hal musik.
"Harapannya masih banyak. Mengharumkan nama bangsa dan memberikan manfaat kepada masyarakat," tutupnya. (H-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved