Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
AKTRIS Indonesia, Putri Ayudya, 29, sangat mengapresiasi upaya yang telah mulai dilakukan pemerintah dalam mendukung perfilman Indonesia untuk lebih berkembang dan diminati berbagai pihak.
Perempuan yang terpilih menjadi Putri Indonesia Intelegensia 2011 pada pemilihan Putri Indonesia 2011 itu menuturkan pemerintah telah melakukan langkah nyata dengan menyelenggarakan Akatara Indonesia Film Financing Forum pada tahun lalu.
Kegiatan berskala nasional dalam rangkaian Hari Film Nasional yang diinisiasi Badan Perfilman Indonesia bekerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) mempertemukan para pembuat film dengan investor.
“Itu pertama kalinya film financing forum setelah lama sekali Indonesia punya film sendiri dan baru tahun kemarin ada,” ujar Putri ketika ditemui seusai syukuran film terbarunya berjudul Boundless Love yang merupakan kerja sama antara Indonesia dan Tiongkok, di Jakarta, pekan lalu.
Selain mengupayakan dukungan dana bagi film Indonesia, Putri tidak menampik peran serta dukungan pemerintah sangat penting dalam pengembangan industri film di Tanah Air.
Menurutnya, selain dukungan pendanaan, izin, akomodasi, serta riset sangat dibutuhkan. Dia pun bersyukur pemerintah telah memberikan dukungan dengan menjembatani dan mengoordinasikan proyek film Boundless Love yang diarahkan sutradara asal Tiongkok, Wang Yiming, yang melibatkan kru dan pemain Indonesia sehingga kolaborasi bisa diwujudkan.
Dalam film tersebut, Putri berperan menjadi tokoh utama perempuan yang jatuh cinta pada pria berkebangsaan Tiongkok, yang diperankan aktor Shen Hao asal Tiongkok.
“Dalam konteks proyek ini, saya berharap film Indonesia dapat diminati berbagai kalangan, menjadi perhatian semuanya, termasuk pemerintah yang kali telah melakukan langkah nyata dengan bentuk kerja sama antarnegara,” imbuh dia.
Film tersebut banyak mengambil lokasi syuting di Indonesia dengan memilih sejumlah daerah yang dapat merepresentasikan hubungan kedua negara. Putri berharap dengan semakin dikenalnya Indonesia oleh negara lain, akan banyak pihak yang berminat membuat film di negeri ini. Dia menjelaskan, dalam adegan film, ada sejumlah ikon dari beberapa kota di Indonesia yang menjadi lokasi.
“Syuting di Indonesia mengambil beberapa lokasi yang memang menampilkan ikon khas Indonesia,” terang perempuan yang juga dikenal sebagai pecinta alam dan presenter acara Jejak Petualang itu.
Belajar bahasa
Diakui Putri, salah satu kendala terbesar dalam pembuatan film barunya tersebut ialah bahasa. Sebabnya, sebagian besar dialognya berbahasa Mandarin, yang mempunyai intonasi pengucapan yang jauh berbeda dengan bahasa Indonesia. Kendati demikian, menurut Putri, kendala itu dapat dilewati dengan kerja sama yang solid antarkru.
“Film ini 70% berbahasa Mandarin, tapi waktu casting saya coba komunikasi dengan bahasa Inggris. Saya juga berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tubuh ketika saya tidak mengerti kata-kata Wong (sutradara). Namun, Wong orang yang sangat ekspresif sehingga memudahkan kami,” ungkapnya. (H-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved