Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Chrisye dari Dalam

Galih Agus Saputra
17/12/2017 11:46
Chrisye dari Dalam
(Dok. MNCP Movie)

DUNIA musik Tanah Air berduka. Salah satu musikus legendaris, Chrisye, tutup usia setelah berjuang melawan kanker paru yang menyerangnya.

Penembang lagu Lilin-Lilin Kecil (1977) itu mengembuskan napas terakhir pada usia 57 tahun, di kediamannya, Jalan Asem II nomor 80, Cipete, Jakarta Selatan.
Musikus kelahiran Jakarta, 16 September 1949 itu termasuk salah satu seniman Tanah Air yang banyak melahirkan karya. Sepanjang kariernya, ia mengeluarkan kurang lebih 28 album rekaman.

Baru-baru ini, perjalanan hidupnya dikisahkan kembali oleh sutradara Rizal Mantovani dalam film Chrisye. Drama film biopik itu digarap awal 2017 dan telah dirilis di bioskop seluruh Indonesia sejak Kamis (7/12).

Melalui film tersebut, penonton diajak mengenal sosok Chrisye dari dalam. Bagaimana sosok Chrisye di mata ayahnya, Laurens Rahadi, ibunya, Hanna Rahadi, dan adiknya, Vicky. Penonton juga akan mengenal Chrisye di mata promotor Jay Subiyakto dan Hendra Priyadi, dan komposer Addie MS serta Erwin Gutawa.

Yang tidak kalah penting, penonton juga diajak mengenal sosok Chrisye beserta segala tindak-tanduknya, dari sudut pandang sang istri, Damayanti Noor, yang dinikahinya pada 1982.

Pernikahan Chrisye dan Damayanti dikaruniai empat anak, yakni si sulung Rizkia Nurannisa lahir pada 1983, Risti Nurraisa lahir 1986, serta anak laki-laki kembar Rainda Prashatya & Randa Pramasya lahir pada 1989.

“Inilah Chrisye, dari sudut pandang saya,” kata Damayanti, seperti dikutip dari salah satu cuplikan film tersebut.

Nostalgia era 1970-an
Sosok Chrisye diperankan Vino G Bastian. Melalui film tersebut, penonton diajak bernostalgia pada era 1970-1990-an. Lini masa sang le­genda yang disusun Rizal berawal dari perjumpaan Chrisye dan Damayanti (diperankan Velove Vexia).

Roman perjumpaan Chrisye dan Damayanti dibungkus melalui sebuah pesta ulang tahun seorang teman bernama Vera. Damayanti datang menghadiri pesta ulang tahun Vera, sementara Chrisye memeriahkan pesta ulang tahun tersebut bersama band Gipsy yang dibentuk Chrisye pada 1969.

Segala rupa, seperti interior ruangan, gaun, dan dansa, bersatu padu dalam pesta ulang tahun Vera. Chrisye yang kala itu tengah asyik memetik gitar bas tidak sadar bahwa di tengah kerumunan ada Damayanti yang memperhatikannya.

Gauri Nasution (Teuku Rifnu Wikana) memerhatikan gerak-gerik mereka berdua. Chrisye, dengan rambut gondrong dan kemeja lengan panjangnya, tampak malu-malu dan tidak banyak berkata-kata.

Suasana nostalgia yang ditawarkan Chrisye (2017) tampak dari salah satu cuplikan yang menampilkan area sekitaran Tugu Monas. Kala itu, jalan raya di sekitaran Tugu Monas masih tampak sepi dan tak banyak kendaraan bermotor yang datang berlalu-lalang.

Puncak film berdurasi 110 menit tersebut menggambarkan Chrisye yang kala itu rekaman salah satu albumnya tidak dapat menyanyikan lagu Ketika Tangan dan Kaki Berkata (1997). Lagu tersebut digubah Chrisye, tetapi liriknya ditulis Taufiq Ismail. Sejak awal, Chrisye ingin membuat lagu yang berbicara tentang kebesaran Tuhan.

Chrisye duduk termenung di pojokan studio rekaman sambil mengucurkan air mata setelah beberapa kali mencoba menyanyikan lagu tersebut. Damayanti pun ditelepon salah satu orang kru produksi untuk menemani Chrisye rekaman di studio.

“Setiap kali ku menyanyikannya, bukan suara yang keluar dari mulutku, tetapi air mata,” kata Chrisye di film itu.

Singkat cerita, Chrisye menelepon Taufiq Ismail yang mengatakan lirik lagu tersebut dibuat berdasarkan Surah Yasin ayat 65, yang bercerita tentang Hari Pengadilan.

Damayanti segera tahu penyebab Chrisye tidak bisa menyanyikan lagu tersebut. Ia kemudian menyuruh Chrisye membasuh muka dengan air wudu sebelum memulai rekaman.

Walhasil, Chrisye pun berhasil merekam salah satu lagu religi dalam album Kala Cinta Menggoda (1997) itu. Berikut ialah penggalan lirik lagu Ketika Tangan dan Kaki Berkata (1997), yang membuat Chrisye mengucurkan air mata dalam proses rekaman.

‘Akan datang hari, mulut dikunci, kata tak ada lagi’. (X-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya