Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PELAKSANAAN puncak ibadah haji akan dilakukan di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna) pada 9 hingga 13 Dzulhijah atau Sabtu (10/8) sampai Rabu (14/8). Khusus untuk itu, Kepala Pusat Kesehatan Haji, Eka Jusup Singka, mengingatkan agar seluruh jemaah haji Indonesia harus selalu menjaga keselamatan dan kesehatan.
Para jemaah haji diimbau agar makan teratur untuk menjaga kondisi tubuh supaya tidak mudah sakit serta memperbanyak konsumsi buah dan sayur. Selain itu, jemaah diminta sering minum dan tidak menunggu sampai haus guna menjaga asupan cairan tubuh.
Baca juga: Besok, Jemaah Haji mulai Bergerak ke Armuzdna
"Saat Armuzna suhu di Mekkah diperkirakan makin panas. Waspadai risiko kekurangan cairan atau dehidrasi dan heat stroke," tutur Eka melalui siaran pers Kementerian Kesehatan, Kamis (8/8) malam.
Jemaah juga diminta untuk mengurangi aktivitas fisik yang tidak perlu sehingga mampu menyelesaikan rangkaian ibadah di Armuzna. Pun, aktivitas di luar tenda saat Armuzna.
Tim kesehatan, terang Eka, juga mengingatkan agar para jemaah senantiasa menggunakan alat pelindung diri (APD) saat keluar pondokan atau tenda termasuk saat antre di toilet di Armuzna.
"Bawa obat-obatan pribadi dan mengonsumsinya secara teratur sesuai anjuran dokter," ucapnya.
Bagi para jemaah haji yang masuk kategori risiko tinggi, ia meminta supaya berkonsultasi dengan petugas kesehatan terutama bagi sebelum berangkat ke Armuzna.
Jemaah diingatkan pula agar membawa dan konsumsi minuman oralit saat di Armuzna.
"Peduli dan saling menjaga antar jemaah minimal yang sekamar atau seregu. Berangkat dan pulang bersama-sama," tuturnya.
Khusus jemaah laki-laki, Eka mengimbau, agar mereka membawa pisau cukur sendiri dan tidak dipinjamkan atau meminjam milik orang lain karena alasan kesehatan.
Ketika di area Armuzna, jemaah diminta tidak naik ke atas bukit, tebing atau bebatuan dan tidak berbaring di jalan atau di kolong kendaraan yang terparkir.
"Pilih rute melempar jamarat atau jumrah yang aman dan sudah direkomendasikan oleh petugas haji Indonesia," tegasnya.
Ia meminta agar jemaah melalui rute yang direkomendasikan yakni melewati tenda-tenda jemaah Indonesia dan masuk melalui terowongan. Di jalur tersebut, kata Eka, tersebar petugas dan pos kesehatan, sedangkan jalur lainnya tidak ada perlindungan petugas atau pos kesehatan sehingga berbahaya jika dilewati jemaah Indonesia.
"Jemaah jangan memaksakan diri melempar jamarat ketika kondisi kesehatan tidak memungkinkan," imbaunya.
Waktu yang ditentukan oleh pemerintah Arab Saudi untuk jemaah Indonesia melontar yang disarankan pada 10 Zulhijah atau Sabtu (10/8) yaitu setelah Asar atau setelah Magrib dan pada tanggal 11 Zulhijah atau Minggu (11/8) setelah subuh.
Baca juga: Jelang Puncak Haji, Jemaah Lebih banyak Berdiam di Hotel
"Jika melontar di waktu selain itu akan berisiko terpapar suhu yang sangat panas dan berdesakan dengan jemaah dari negara lain," papar Eka.
Ia juga mengingatkan agar jemaah berhati-hati jika menggunakan tangga berjalan atau eskalator di area jamarat karena curam. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved