Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Tugas Pembimbing Ibadah tidak Ada Dukanya

Sitria Hamid dari Arab Saudi
24/7/2019 23:10
Tugas Pembimbing Ibadah tidak Ada Dukanya
Jemaah Haji Indonesia melaksanakan miqat untuk niat umrah wajib di Masjid Bir Ali, Arab Saudi, sebagai bagian dari prosesi ibadah haji(MI/Sitria Hamid)

"SEPATU saya mana, tadi saya taruh di sini, sekarang tidak ada. Kalau saya pakai punya orang lain, saya takut dosa," teriak seorang ibu jemaah haji dari embarkasi Medan (MES), seusai melaksanakan solat sunat tahiyatul Masjid dan sunat ihram, di Masjid Bir Ali, Rabu (24/7), pagi pukul 09.00 Waktu Arab Saudi.

Tidak berhenti di situ, ibu tersebut terus mempertanyakan keberadaan sepatunya,yang menurut dia diletakkan di depan pintu Masjid. Sepatu karet berwarna putih, bukan sepatu karet putih yang dipegangnya saat itu. Menurut dia,yang dipegangnya kepunyaan orang lain.

Bahkan, lama-lama ibu tersebut mulai berkaca-kaca matanya.

"Saya sudah ditunggu rombongan, nanti saya disalahkan karena lama, kemana sepatu saya, tadi saya taruh di sini tapi, sekarang ke mana," katanya sambil menunjuk lantai depan pintu masjid.

Hajah Eroh Bahiroh, 52 tahun, pembimbing ibadah, yang telah bertugas di Sektor Bir Ali sejak awal pemberangkatan jemaah haji dari Madinah ke Makkah, pada 14 Juli lalu, mendatanginya.

Eroh menawarkan sandal sebagai pengganti sepatunya, untuk sementara. Ibu tersebut setuju. Tapi, ketika sandal jepit itu dipakainya, dia mengatakan sandal tersebut kurang pas ukurannya, dan masih menyesalkan kehilangan sepatunya. Setelah dibujuk Eroh, akhirnya menerima dan berjalan menuju ke bus.

Tidak lama kemudian, seorang ibu asal embarkasi Medan (MES) juga mencari-cari sepatunya. Dia kehilangan sepatunya, dan terus mencari kebingungan. Eroh kembali menenangkannya. Bahkan, saat kedatangan dalam jumlah sangat banyak, maka Masjid Bir Ali di tempat perempuan juga sangat penuh.

Matahari cukup menyengat dengan 43 derajat Celcius pagi itu. Seorang ibu asal embarkasi Solo, yang baru keluar dari Masjid Bir Ali, saat ditanya Eroh, apakah sudah niat, lalu balik bertanya niat apa. Dan ketika ditanya apakah sudah salat sunah tahiyatul masjid dan sunat ihram, menjawab belum. Ketika diingatkan oleh Eroh untuk salat sunah, ibu tersebut tertawa dan menyatakan lupa.

"Sering lupa," kata ibu yang mengaku usia 63 tahun tersebut, sambil kembali masuk ke Masjid Bir Ali untuk salat, seperti dilaporkan wartawan Media Indonesia, Sitria Hamid, dari Madinah.


Baca juga: Kualitas Makanan Jemaah Haji Indonesia Terjamin


"Ketika jemaah perempuan datang saya ingatkan wudhu bila belum, setelah itu solat sunah tahiyatul masjid, karena ini Masjid Bir Ali tempat miqat (niat ihram untuk umroh dan puncak haji), lalu salat sunah ihram, lalu diniatkan. Niat mau sendiri atau di bus terserah niat, setelah niat semua jemaah diingatkan jangan pakai make up, wangi-wangian," kata Eroh, yang sehari-hari bertugas di Kanwil Kemenag Banten tersebut.

Menurut Eroh, niat itu wajib. Dan bila ada jemaah haji yang tidak niat, tidak sah umrahnya. Karena itulah, kata dia, setiap ada jemaah haji yang datang dalam jumlah ratusan bahkan ribuan, setiap hari selama pemberangkatan dari Madinah ke Makkah, dirinya mengupayakan sebisa mungkin untuk membimbing. Terutama, kepada para lansia yang tidak bisa melafalkan secara fasih.

"Maka saya ajarkan satu-satu, karena saya kuatir ada jemah yang tidak niat, nanti imbasnya ke saya sebagai petugas bimbingan ibadah. Kalau saya sudah megingatkan seluruh jemaah untuk niat, dan saya sudah maksimal, ya itu kembalikan kepada individu masing-masing,yang penting tugas saya mengingatkan seluruh jemaah, dipastikan sudah niat. Karena hukumnya wajib," jelas ibu dua anak tersebut, yang telah berada di Arab Saudi sejak tanggal 9 Juli tersebut untuk mempersiapkan tugasnya menyambut jemaah.

Eroh juga melakukan bimbingan ibadah untuk jemaah haji yang sakit. Rabu (24/7), ketika ada ambulans datang, Eroh dengan sigap langsung masuk ke dalam ambulans, dan membantu jemaah haji yang sakit untuk membaca niat. Tiga jemaah haji yang sakit dibantu satu persatu.

"Kalau sakit parah, saya bimbing semaksimal mungkin, bisa melafalkan niat umroh, kalau sudah beberapa kali diulang tidak mampu, yang penting dia merespons," jelas Eroh lagi, yang mengaku dalam tugas yang dijalankannya tidak ada dukanya itu.

Sekretaris Sektor Bir Ali, Basnang Said, mengatakan bahwa hari ini datang 20 kloter, yang berarti hingga Rabu, jemaah haji yang sudah diberangkatkan ke Makkah sebanyak 160 kloter dari total 240 kloter yang akan miqat di Bir Ali.

"Tadinya kita perkirakan sekitar 15 sd 20 menit, tapi tidak bisa karena beberapa banyak orang tua yang dipapah dipandu oleh petugas, dari bus diambilkan kursi roda menuju Masjid Bir Ali," katanya.

Dia mengatakan, pihaknya juga selalu mengingatkan jemaah haji yang sudah selesai salat dan niat di Bir Ali untuk segera masuk ke dalam bus, mengingat cuaca yang sangat panas sekitar 43 derajat kemarin pagi. Sehingga, bisa melanjutkan perjalanan ke Makkah.

"Kuatir kendala dari sisi kesehatan," jelasnya. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya