Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
SAAT semburat warna merah sudah muncul di antara rimbun hijau di wilayah pegunungan Andes di Kolombia, itu artinya kabar gembira bagi para buruh kopi. Mereka, yang kebanyakan merupakan penduduk asli, akan segera menuju ke lereng-lereng yang memang merupakan daerah kebun kopi.
Kolombia merupakan penghasil kopi nomor dua di Amerika Selatan, setelah Brasil. Musim panen kopi akan berlangsung Oktober hingga Desember.
Federasi Pembudi Daya Kopi Kolombia mengaku datangnya buruh petik dadakan itu merupakan berkah. Bahkan pihak federasi sengaja mengajak para buruh untuk datang ke wilayah yang merupakan salah satu perkebunan kopi terbesar, yakni Ciudad Bolivar, yang merupakan bagian dari Antioquia.
Buruh kopi biasanya akan datang ke kota pada Minggu dan kemudian diangkut ke wilayah panen menggunakan jip. Buruh ini dibekali makanan dan perbekalan lain yang mencukupi untuk tiga bulan musim panen.
Para buruh ini kebanyakan datang dari wilayah Embera dan Zenu. Jumlah mereka bisa mencapai 25 ribu orang, sedangkan populasi penduduk Kota Ciudad Bolivar hanya berkisar 20 ribu dengan 4.000 di antara mereka merupakan pemetik kopi.
Kondisi yang sama juga terjadi di wilayah-wilayah lain penghasil kopi, seperti Risaralda, Caldas, and Quindio. Kondisi menggambarkan pentingnya kopi bagi kehidupan banyak masyarakat asli di Kolombia. Cerita kehidupan itulah yang kemudian berhilir di cangkir di kafe-kafe trendi di penjuru Amerika. (AFP/M-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved