Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Maryono kembali Nakhodai Bank Tabungan Negara

Fat
18/3/2017 00:41
Maryono kembali Nakhodai Bank Tabungan Negara
(ANTARA /PUSPA PERWITASARI)

PT Bank Tabungan Negara (persero) Tbk atau BTN kembali menunjuk Maryono sebagai direktur utama.

Dirinya telah memimpin bank yang fokus pada pembiayaan perumahan tersebut sejak 2012.

Keputusan ini diambil dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST), Jumat, 17 Maret 2017.

Selain Maryono, BTN juga menunjuk tiga orang direksi lainnya untuk menggantikan direksi yang habis masa jabatannya atau yang dipindahtugaskan.

"Sebetulnya ini kewenangan di RUPS, pemegang saham, karena di sini ada direksi yang jatuh tempo dan mendapatkan job baru sebagai direktur baru," kata Maryono dalam konferensi pers di Gedung BTN, Jakarta Pusat.

BTN mengganti Mansyur S Nasution, Sulis Usdoko, dan Catur Budi Harto yang diangkat sebagai direktur di PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk.

Sebagai gantinya BTN menunjuk Nixon L Napitupulu, Budi Satria, serta R Mahelan Prabantarikso.

Sebelumnya, Nixon tercatat sebagai Direktur Utama PT Bank Mandiri Taspen Pos (Bank Mantap), sedangkan Budi Satria merupakan bankir di PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk.

Sementara itu, R Mahelan merupakan bankir internal BTN.

Selain itu, BTN juga menunjuk Garuda Wiko sebagai komisaris independen.

Dirinya melengkapi Lucky Fathul Aziz dan Kamaruddin Sjam yang juga menjabat posisi yang sama.

Komisaris utama masih dijabat oleh I Wayan Agus Mertayasa dengan anggota komisaris yang terdiri atas Arie Coerniadi, Sumiyati, Maurin Sitorus, dan Iman Sugema.

Sementara itu, pos posisi direksi lainnya diisi oleh Iman Nugroho Soeko, Adi Setianto, Handayani, R Mahelan Prabantarikso, Budi Satria, serta Oni Febriarto Raharjo.

Pada kesempatan itu, RUPST juga memutuskan untuk menyebar dividen sebesar Rp523,8 miliar atau 20% dari laba perseroan.

Pada tahun buku 2016, BTN mengantongi laba bersih sebesar Rp2,6 triliun.

Sebanyak 80% dari laba bersih atau sebesar Rp2,09 triliun sebagai laba ditahan.

"Laba Rp2,6 triliun, 20% dibagikan kepada pemegang saham dan 80% sebagai laba ditahan," tutur Maryono.

Pembagian dividen kepada pemegang saham akan dilakukan pada 13 April 2017 mendatang. Begitu juga pembagian saham kepada pemerintah.

"Pembagian saham kalau tunai tahun buku 2016 pada 13 April 2017, sebelum puasa," kata Maryono. (Fat/E-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya