Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Bukopin-Kibar Bentuk Platform Inkubasi

Adhi M Daryono
03/3/2017 08:57
Bukopin-Kibar Bentuk Platform Inkubasi
()

DALAM menjawab tantangan pertumbuhan perusahaan rintisan (start-up) digital serta mengembangkan financial technology (fintech), PT Bank Bukopin Tbk membentuk inkubator pembinaan start-up dan pengembangan fintech di Indonesia.

Menurut Direktur Utama Bank Bukopin Glen Glenardi, Bank Bukopin menggandeng Kibar, penggagas Gerakan 1.000 Start-up Digital yang dibentuk Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), dengan membangun platform inkubasi pelatihan start-up bernama BNV Labs.

“Saya merasa dunia berubah. Saya rasa kita berhadapan dengan pesaing-pesaing yang tidak terlihat. Kita harus ada yang berubah. Kita harus masuk ke ekosistem dalam digital. Bank itu lama-lama tinggal nama, nantinya jadi fintech,” ujar Glen dalam acara dukungan Bukopin terhadap pertumbuhan ekosistem start-up fintech di Kemenkominfo Jakarta, kemarin.

Direktur Pengembangan Bisnis dan IT Bank Bukopin Adhi Bramantya mengatakan, dalam kerja sama bersama Kibar ini, Bank Bukopin menggelontorkan investasi Rp300 miliar-Rp400 miliar untuk pengembangan dan pembangunan jaringan teknologi informasi (TI) bagi masing-masing start-up. Selain itu, kata Adhi, Bukopin menyediakan coworking space bagi para start-up yang sudah bergabung ke BNV Labs. “Kita hanya sediakan ruangan coworking space, internet, bikin booth, dan marketing. Untuk pengembangan IT beda lagi, Rp300 miliar-Rp400 miliar.”

Dalam kesempatan itu, Menkominfo Rudiantara menyampaikan program 1.000 Start-up ialah gerakan yang perlu didorong, termasuk dari pemerintah. “Di 2020 kita inginkan adanya 1.000 start-up yang sudah melewati proses, yang melewati beberapa proses seperti booth camp, inkubasi, melihat bagaimana pasarnya dan pendanaannya.”

Chief Executive Kibar Yansen Kamto mengatakan kolaborasi tersebut diharapkan dapat memberikan dampak terbesar terhadap ekonomi digital Indonesia.
Laba BJB

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJB) mencatatkan laba bersih pada 2016 tumbuh 14,4% year on year (yoy) atau Rp1,56 triliun. Pendapatan bunga bersih BJB menjadi salah satu kontribusi penyumbang laba bersih di 2016. Pendapatan bunga bersih tumbuh sebesar 23,4% yoy atau sebesar Rp5,7 triliun.

“BJB terus memperkuat posisi sebagai lembaga intermediasi yang ditunjukkan dengan keberhasilan BJB mencatatkan pertumbuhan kredit 14,2% atau Rp 63,1 triliun ,” kata Direktur Utama BJB Ahmad Irfan saat mengumumkan kinerja keuangan BJB 2016 di Jakarta, kemarin.

Dari segmentasi, kata Irfan, pihaknya terus menyalurkan kredit ke seluruh segmen bisnis dengan pertumbuhan tertinggi pada segmen konsumer yang mencapai 15,7% menjadi Rp44,2 triliun. Meski demikian, BJB berhasil menurunkan rasio kredit bermasalah (NPL) menjadi 1,69% di akhir 2016 dari 2,91% pada 2015.

Dari sisi permodalan saat ini rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) menjadi 18,4%. “Ini memberikan ruang yang cukup untuk ekspansi bisnis di masa depan,” kata Irfan.

Untuk 2017, BJB mempunyai gambaran pertumbuhan dana di level 15%-16% dan pertumbuhan kredit 12%-14%. (BU/E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya