Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
PT Pertamina (persero) Tbk akan merilis program centralized crude Terminal (CCT) di Lawe-lawe, Kalimantan Timur. CTT merupakan tempat penampungan sementara minyak mentah hasil dari produksi kilang RDMP Balikpapan dan GRR Bontang pada akhir Maret.
Dengan dibangunnya CCT itu diharapkan akan mampu menekan nilai investasi Grass Root Refinery (GRR) Bontang yang proyeknya ditargetkan selesai pada 2023.
“Sebentar lagi kami akan meluncurkan program CCT yg ada di Lawe-lawe. Di sana kami punya 1.100 hektare tanah milik Pertamina yang masih sangat longgar,” ujar Vice President Refining Technology at PT Pertamina, R Hardadi Suryantoro, pada saat konferensi pers seusai penawaran proyek GRR Bontang kepada para investor di Jakarta, kemarin.
Infrastruktur sendiri akan difasilitasi Pertamina untuk dibangun investor. Dalam 15-20 tahun mendatang, CCT itu akan kembali diserahkan kepada Pertamina karena selama periode Pertamina akan membayar biaya operasional.
CCT dibangun mengingat jarak dari Lawe-lawe ke Bontang melalui pemipaan hanya sepanjang 80-100 kilometer. Dengan demikian, untuk proyek GRR Bontang tidak perlu lagi membangun tangki crude yang jumlahnya besar di Bontang.
“Artinya nilai investasinya bisa ditekan kembali. Nilai investasi GRR Bontang ialah US$10 miliar-US$12 miliar. Dalam waktu dekat harapan saya tidak sampai akhir Maret program CCT Lawe-lawe bisa diekspos,” tandas dia.
Jika sesuai rencana, pembangunan CCT ini juga dia perkirakan mampu menekan capital expenditure (capex) yang dikeluarkan untuk RDMP Balikpapan yang memakan biaya US$5,4 miliar.
Pada kesempatan itu juga dikemukakan bahwa Perta-mina akan segera memulai GRR Bontang. Untuk Itu sampai 2 April mendatang, Pertamina membuka kesempatan seluasnya bagi seluruh investor termasuk di luar industri minyak. SVP Business Development Refining Directorate at PT Pertamina, Iriawan Yulianto, menjelaskan proyek ekspos GRR Kilang Bontang itu berbeda dengan proyek Tuban sebelumnya. Pada proyek Tuban, Pertamina berkerja sama dengan perusahaan yang sudah shortlisted. Namun, untuk GRR Bontang dengan kapasitas 300 barel per hari, Pertamina membuka seluas-luasnya kerja sama dengan berbagai investor. (Try/E-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved