Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Ketua Koperasi Pedagang PIBC: Harga Beras di Cipinang mulai Turun

 Gana Buana
19/8/2025 16:20
Ketua Koperasi Pedagang PIBC: Harga Beras di Cipinang mulai Turun
Harga beras di pasar sudah mulai menurun.(Antara)

Ketua Koperasi Pedagang Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Zulkifli Rasyid, menyampaikan bahwa kondisi perdagangan beras di Cipinang mulai menunjukkan perbaikan. Ia menilai harga beras kini sudah mereda seiring dengan lancarnya pasokan.

“Alhamdulillah, di Pasar Induk Cipinang kelihatannya sudah mulai kondusif, harga sudah mulai merangkak turun. Mudah-mudahan dapat terus membaik ke depan,” ujar Zulkifli di Jakarta, Senin (18/8).

Menurutnya, kelangkaan beras di sejumlah ritel modern justru memberi dampak positif bagi pedagang di PIBC karena membuat aktivitas jual beli di pasar induk semakin bergairah.

Namun, ia mengingatkan bahwa dinamika perberasan nasional harus dilihat secara menyeluruh, mulai dari sisi produksi hingga distribusi.

Zulkifli juga mendukung langkah pemerintah, khususnya Kementerian Pertanian (Kementan), yang terus mendorong peningkatan produksi padi sekaligus menata tata niaga beras nasional.

Ia menilai kebijakan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman yang mendorong sinergi antara petani, penggilingan padi, Bulog, dan pedagang pasar merupakan strategi penting untuk menjaga kestabilan harga sekaligus melindungi konsumen.

“Sudah 80 tahun kita merdeka, kita berharap sangat bagaimana merdeka itu bisa benar-benar kita miliki,” ucapnya.

Ia menegaskan kemandirian pangan adalah wujud nyata dari kemerdekaan yang harus dijaga bersama. Karena itu, ia berharap tren penurunan harga beras di Cipinang terus berlanjut sejalan dengan langkah strategis pemerintah di sektor pertanian. “Harapan kita itu saja, mudah-mudahan ke depan lebih cerah dan bergairah kembali, termasuk pasar dan harga beras bisa pulih kembali,” pungkasnya.

Harga Beras di Berbagai Daerah Mulai Turun Sesuai HET

Tren penurunan harga beras juga terlihat dari pemantauan Perum Bulog pada Jumat (15/8) di 36 provinsi. Pemantauan tersebut memperlihatkan harga beras premium dan medium di sebagian besar wilayah sudah mengalami penurunan, bahkan di sejumlah daerah telah sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

Direktur Utama Perum Bulog, Mayjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani, mengungkapkan tren ini tak lepas dari distribusi intensif beras SPHP yang dilakukan sejak awal Juli 2025.

“Hasil pemantauan di lapangan menunjukkan bahwa strategi penyaluran SPHP berhasil menekan harga dan menjaga ketersediaan beras di pasaran. Ini membuktikan bahwa intervensi pasar yang kita lakukan berjalan efektif,” ujarnya.

Dari hasil pengecekan, untuk beras premium di ritel modern tercatat 12 provinsi dengan harga jual sudah sesuai HET, sementara 12 provinsi lainnya mengalami penurunan harga. Di pasar tradisional, enam provinsi telah sesuai HET dan 13 provinsi mencatat penurunan harga. Untuk beras medium, di ritel modern ada lima provinsi yang sudah sesuai HET dan tujuh provinsi turun harga, sedangkan di pasar tradisional enam provinsi sesuai HET dan 17 provinsi mencatat penurunan harga.

Ahmad Rizal menambahkan, Bulog telah menetapkan rencana penyaluran SPHP untuk enam bulan ke depan, yakni Juli hingga Desember 2025, dengan target stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebesar 1,3 juta ton. Penyaluran dilakukan melalui jaringan distribusi yang luas, mulai dari ritel modern, pasar tradisional, hingga mitra penyalur di daerah.

Ia menegaskan penyaluran SPHP akan dipusatkan di wilayah yang harga berasnya masih tinggi. Sementara daerah yang sedang panen, penyaluran akan dikurangi atau bahkan dihentikan. “Kebijakan ini penting agar harga di tingkat petani tetap terjaga,” ujarnya. (RO/Z-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya