Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Kilang Pertamina Internasional Dukung Penguatan Transisi Energi

Heryadi
03/7/2025 18:49
Kilang Pertamina Internasional Dukung Penguatan Transisi Energi
Para pembicara pada Joint Convention Semarang 2025 (JCS 2025) di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (1/7).(Antara)


PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) memperkuat peran strategisnya dalam mendukung transisi energi nasional melalui strategi pengembangan biofuel dan green refinery.

"Sebagai bagian dari mata rantai ketahanan energi nasional, KPI mengambil peranan penting dalam era transisi energi," kata Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman saat menjadi pembicara dalam acara Joint Convention Semarang 2025 (JCS 2025) sebagaimana keterangan di Jakarta, Rabu (3/7).

Menurut Taufik, isu energi tidak dapat dilepaskan dari konsep Energi Trilemma yaitu konsep yang mencakup tiga tantangan utama dalam sistem energi yaitu keamanan energi, keberlanjutan energi, dan keterjangkauan energi.

Ketiga hal tersebut menjadi pertimbangan KPI dalam mendukung Astacita Presiden Prabowo Subianto melalui ketahanan energi, kedaulatan sumber daya, hilirisasi industri. KPI pun mengambil langkah yang disebut dengan Pertamina Dual Growth Strategy.

Menurut dia, KPI sebagai bagian dari Pertamina menerapkan strategi pertumbuhan ganda, pertama dengan memaksimalkan bisnis eksisting atau legacy business serta secara simultan membangun bisnis low carbon untuk mendukung transisi energi nasional.

Dijelaskannya strategi memaksimalkan bisnis eksisting dilakukan dengan meningkatkan kualitas dan kapasitas kilang. KPI juga membangun bisnis low carbon dengan mengembangkan green refinery dan menghasilkan produk-produk yang berbahan baku nabati (biofuel). Terkait dengan biofuel, KPI mengimplementasikannya melalui berbagai strategi.

Pertama, melalui co-processing yaitu bahan baku nabati diproses melalui pencampuran dengan bahan baku fosil pada fasilitas eksisting. "Di strategi ini, KPI telah mampu menghasilkan bio avtur Pertamina Sustainable Aviation Fuel 2,4 persen yang berbahan baku minyak inti sawit atau Refined Bleached Deodorized Palm Kernel Oil," jelasnya.

Kedua, lanjutnya, conversion yaitu bahan baku nabati 100% diproses menjadi bahan bakar. Di strategi ini, KPI telah mampu memproduksi biodiesel 100% dengan jenis hydrotreated vegetable oil (HVO). Produk itu dikenal dengan Pertamina Renewable Diesel (RD).

GREEN REFINERY
KPI berencana mengembangkan green refinery berbasis limbah nabati seperti minyak jelantah, dimulai di Kilang Cilacap dan akan diperluas ke kilang-kilang lainnya.

KPI saat ini memilih strategi produksi SAF dengan metode co-processing karena memiliki berbagai keuntungan. Metode itu merupakan cara tercepat untuk memproduksi SAF.

"Penggunaan fasilitas produksi eksisting tentu akan memerlukan investasi yang lebih kecil. Selain itu, ini menjadi kesempatan untuk mengevaluasi fasilitas eksisting sambil mempersiapkan fasilitas pengolahan yang lebih besar," jelas Taufik.

Pengembangan ekosistem produk biofuel khususnya SAF, kata Taufik memerlukan sinergi berbagai pemangku kepentingan. "Para pemangku kepentingan harus mengambil perannya masing-masing baik dari sisi peraturan maupun produknya. KPI memiliki tugas menghasilkan produknya dan akan berusaha melaksanakannya sesuai peta jalan yang sudah disusun," sambungnya.

Diungkapkan Taufik beragam strategi yang dijalankan KPI tak hanya mempercepat transisi energi, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional melalui penciptaan lapangan kerja, peningkatan produksi, dan nilai tambah di dalam negeri.

Upaya tersebut untuk mendukung transformasi ekonomi berbasis sektor strategis, memperkuat daya saing nasional, serta mewujudkan ketahanan energi berkelanjutan demi kemandirian ekonomi, kedaulatan politik, dan kesejahteraan rakyat Indonesia. (Ant/E-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya