Headline
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
CHIEF Economist Citi Indonesia Helmi Arman memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di akhir 2025 hanya berada di angka 4,7%. Hal tersebut, sambung Helmi, sudah terlihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I yang hanya berada pada 4,87%.
"Di kuartal 2 ini juga masih akan ada dampak dari lambatnya recovery dari konsumsi pemerintah. Jadi kita expect-nya memang turun di bawah 5% tahun ini, sekitarnya 4,7%," ucap Helmi saat acara Pemaparan Ekonomi dan Kinerja Keuangan Citi Indonesia Triwulan I-2025 di Jakarta, Senin (26/5).
Sebagaimana diketahui, perlambatan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) pada kuartal I kemarin terjadi kepada dua komponen, yakni komponen belanja pemerintah dan realokasi anggaran.
"Berbagai belanja harus disetop dan sementara pengalihannya ke belanja-belanja yang bersifat prioritas ini makan waktu. Sehingga secara overall terjadi pelemahan atau perlambatan belanja negara yang tercermin pada negatifnya pertumbuhan konsumsi pemerintah di kuartal 1," ungkap dia.
Di sisi lain, dirinya menilai bahwa terjadinya penurunan investasi pada kuartal I yang hanya tumbuh di angka 2% juga menjadi salah satu penyebab pertumbuhan ekonomi yang melambat.
"Investasi di kuartal 1 itu tumbuhnya hanya sekitar 2%, sementara di kuartal sebelumnya itu 5%. Jadi ini juga melambat. Dan ini makanya kelihatannya penurunan pertumbuhan investasi ini juga membutuhkan stimulus yang tidak hanya dari fiskal, tapi dari moneternya juga," pungkasnya. (E-4)
Kekayaan Intelektual (KI) terbukti menjadi motor penting pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini ditegaskan Direktur Jenderal KI Kementerian Hukum, Razilu.
DI dunia ekonomi yang penuh kalkulasi dan proyeksi, kita sering terbuai oleh ilusi keteraturan.
capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat menjadi 5,12 persen. Itu dinilai ekonom didorong oleh investasi dan konsumsi rumah tangga
Meski konsumsi kelas atas cenderung melemah, kekuatan konsumsi secara keseluruhan banyak berasal dari sektor informal.
Sektor ritel menilai perlambatan ekonomi saat ini dipengaruhi oleh turunnya indeks kepercayaan konsumen.
UNIVERSITAS Paramadina turut mempertanyakan angka pertumbuhan ekonomi Triwulan II 2025 yang diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) sebesar 5,12% (yoy).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved