Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
CHIEF Economist Citi Indonesia Helmi Arman memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di akhir 2025 hanya berada di angka 4,7%. Hal tersebut, sambung Helmi, sudah terlihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I yang hanya berada pada 4,87%.
"Di kuartal 2 ini juga masih akan ada dampak dari lambatnya recovery dari konsumsi pemerintah. Jadi kita expect-nya memang turun di bawah 5% tahun ini, sekitarnya 4,7%," ucap Helmi saat acara Pemaparan Ekonomi dan Kinerja Keuangan Citi Indonesia Triwulan I-2025 di Jakarta, Senin (26/5).
Sebagaimana diketahui, perlambatan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) pada kuartal I kemarin terjadi kepada dua komponen, yakni komponen belanja pemerintah dan realokasi anggaran.
"Berbagai belanja harus disetop dan sementara pengalihannya ke belanja-belanja yang bersifat prioritas ini makan waktu. Sehingga secara overall terjadi pelemahan atau perlambatan belanja negara yang tercermin pada negatifnya pertumbuhan konsumsi pemerintah di kuartal 1," ungkap dia.
Di sisi lain, dirinya menilai bahwa terjadinya penurunan investasi pada kuartal I yang hanya tumbuh di angka 2% juga menjadi salah satu penyebab pertumbuhan ekonomi yang melambat.
"Investasi di kuartal 1 itu tumbuhnya hanya sekitar 2%, sementara di kuartal sebelumnya itu 5%. Jadi ini juga melambat. Dan ini makanya kelihatannya penurunan pertumbuhan investasi ini juga membutuhkan stimulus yang tidak hanya dari fiskal, tapi dari moneternya juga," pungkasnya. (E-4)
Situasi global yang masih dan kian tak menentu patut diwaspadai. Perkembangan dari ekonomi dunia dan konflik Timur Tengah Iran vs Israel dinilai dapat memberi dampak ke perekonomian Indonesia.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kembali mencatatkan defisit sebesar Rp21 triliun, setara 0,09% dari Produk Domestik Bruto (PDB) hingga akhir Mei 2025.
Di tengah ketidakpastian ekonomi global, masyarakat dan pelaku usaha diprediksi akan menghadapi berbagai tantangan.
PENGAMAT ekonomi Universitas Mataram (Unram), Firmansyah mengatakan, relaksasi ekspor konsentrat di NTB tidak perlu dilakukan, jika hanya untuk memperbaiki data pertumbuhan ekonomi.
Pemerintah terus berupaya mendorong intensitas perdagangan demi mengatasi gejolak perekonomian global. Demi memuluskan upaya tersebut, industri maritim logistik juga harus diperkuat.
Pentingnya reindustrialisasi yang berfokus pada sektor-sektor padat karya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved