Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Mulai Kemarin, Tidak Ada lagi Masinis dan Teknisi Tiongkok di Operasional Whoosh

Thalatie K Yani
11/4/2025 14:32
Mulai Kemarin, Tidak Ada lagi Masinis dan Teknisi Tiongkok di Operasional Whoosh
Masinis kereta cepat Whoosh.(Dok. PT KCIC)

PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi mengumumkan bahwa, efektif sejak 10 April 2025, perjalanan kereta cepat Whoosh sepenuhnya dioperasikan oleh sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Momentum ini ditandai dengan serah terima tugas masinis dan teknisi dari pihak Tiongkok kepada KCIC.

 

Dengan pengambilalihan itu, KCIC memegang kendali penuh atas seluruh aspek operasional dan pelayanan perjalanan Whoosh. Mulai dari masinis, teknisi, kepala kondektur (chief conductor), kondektur, pramugari, petugas keamanan, hingga kebersihan, semuanya dijalankan oleh tenaga profesional asal Indonesia.

 

General Manager Corporate Secretary KCIC, Eva Chairunisa, menyampaikan bahwa saat ini terdapat 34 masinis dan 21 teknisi Indonesia yang telah siap mengoperasikan 62 perjalanan Whoosh setiap hari. Ke depan, sebanyak 33 masinis dan 14 teknisi tambahan dijadwalkan mengikuti proses serah terima serupa pada Agustus 2025.

 

"Seluruh petugas operasional telah menjalani pelatihan intensif sejak Februari 2023, mulai dari teori, praktik, on job training, sertifikasi dari kementerian, hingga asesmen langsung oleh profesional dari Tiongkok," tutur Eva. Ia menambahkan bahwa para personel dilengkapi kemampuan menghadapi berbagai skenario guna menjamin keselamatan dan kelancaran operasional.

 

Proses transfer pengetahuan, dikatakan, berlangsung lebih cepat dari estimasi awal. Jika di Tiongkok proses pelatihan masinis kereta cepat memerlukan waktu hingga tiga tahun, di Indonesia hanya dibutuhkan 1,5 tahun.

 

Hal itu karena para masinis Indonesia merupakan masinis KAI berpengalaman yang telah mengemudikan kereta konvensional selama lebih dari 3.000 jam atau menempuh jarak 100.000 km.

 

Alih SDM itu disebutkan menjadi menjadi tonggak sejarah dalam dunia perkeretaapian nasional, sekaligus menjadi bukti kemandirian Indonesia dalam mengoperasikan kereta cepat pertama di Asia Tenggara. "Kepercayaan yang diberikan ini menunjukkan bahwa SDM Indonesia mampu mengoperasikan moda transportasi modern dengan teknologi mutakhir dan standar keselamatan tinggi," tutup Eva. (M-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya