Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
ASOSIASI Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) meminta pemerintah segera membenahi perihal penerbitan Sertifikat Keterangan Asal (SKA) atas barang-barang yang diekspor. Itu berkaitan dengan kebijakan tarif resiprokal yang telah diumumkan oleh Amerika Serikat.
Sebab dalam empat tahun terakhir Indonesia menjadi sasaran dari Tiongkok yang sedianya telah menerima tarif tinggi dari AS. Sejumlah perusahaan dagang Tiongkok diketahui melakukan penjualan dari Indonesia untuk diekspor ke Negeri Paman Sam dan mendapatkan SKA dari pemerintah.
"Ini kami melihat juga akan menjadi masalah ke depan. Karena dalam tiga, empat tahun terakhir barang dari Tiongkok itu mampir di Indonesia, dan kemudian diekspor ke AS, ini sinyalemen transhipment," kata Ketua Umum APSyFI Redma Gita Wirawasta dalam konferensi pers secara daring, Jumat (4/4).
"Jadi barangnya dari Tiongkok, mampir di Indonesia, mendapatkan certificate of origin atau SKA dari Indonesia. Ini memang perlu penertiban," tambahnya.
AS, kata Redma, selalu mengutamakan dan membutuhkan SKA dalam kegiatan perdagangannya. Pemberian SKA yang serampangan dinilai akan membuat citra Indonesia menjadi buruk. Belum lagi benefit yang diperoleh Indonesia dari lalainya hal prosedural itu boleh dibilang cukup minim.
"Selama ini (SKA) langsung dikasih begitu saja oleh dinas perdagangan, karena kan memang ekspor, karena akan meningkatkan ekspor. Tapi kan kita dapatnya ekspor secara angka saja, dan jadi masalah kalau transhipment ini kita dapat angkanya saja, tapi kinerja industrinya kita nggak dapat," jelasnya.
Kelalaian itu juga sudah ditemukan beberapa tahun silam ketika terjadi peningkatan ekspor benang filamen ke AS. Itu kemudian direspons oleh Negeri Paman Sam dengan antidumping. Setelah ditelusuri, kegiatan ekspor benang filamen tersebut tak dilakukan oleh produsen Indonesia.
"Benang filamen itu dari transhipment barang-barang dari Tiongkok karena pada dua tahun sebelumnya Tiongkok sudah terlebih dulu terkena antidumping oleh Amerika untuk benang filamen. Jadi untuk mengurangi tarifnya, mereka mengakali lewat negara ketiga, Indonesia, yang paling gampang menurut mereka," tutur Redma. (Mir/M-3)
Pelapor Khusus PBB, Francesca Albanese, dalam laporannya menyebut sedikitnya 48 perusahaan yang diduga membantu operasi militer dan sistem pendudukan Israel.
PARA ilmuwan di Tiongkok telah menemukan sejumlah virus baru yang belum pernah terlihat sebelumnya pada kelelawar yang hidup di dekat manusia.
Tiongkok mengimbau komunitas global untuk memperkuat upaya menurunkan ketegangan dan mencegah krisis regional berdampak lebih luas.
PARA pemimpin Iran menyadari bahwa mereka sendiri yang harus melawan AS dan Israel. Republik Islam itu tidak punya jaringan proksi dan sekutu di Timur Tengah dan sekitarnya.
Pemerintah Tiongkok merespons rencana parlemen Iran untuk menutup Selat Hormuz yang merupakan satu titik penyeberangan strategis untuk komoditas minyak dan gas dunia.
Berbeda dengan film pertamanya, Assalamualaikum Beijing 2 banyak menampilkan keindahan Ningxia yang meliputi bentangan gurun dan pegunungan hingga arsitektur berusia ratusan tahun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved