Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pusat Data Baru Diperlukan untuk Penguatan Ekosistem Digital RI

Insi Nantika Jelita
06/1/2025 22:26
Pusat Data Baru Diperlukan untuk Penguatan Ekosistem Digital RI
Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Muhammad Arif.(Dok APJII)

KETUA Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Muhammad Arif berpandangan diperlukan pembangunan pusat data atau data center baru untuk menguatkan ekosistem digital Indonesia.

Pihaknya dengan Bersama Digital Data Center (BDDC) telah resmi meluncurkan Indonesia Internet Exchange Jakarta Kedua (IIX-JK2) di fasilitas data center tier IV berkapasitas 5 megawatt (MW) yang diberi nama JST1 (Jakarta Selatan Timur) di Jakarta Timur. Pusat data tersebut menyediakan infrastruktur interkoneksi yang lebih efisien dan cepat.

"Dengan pertumbuhan trafik internet yang meningkat lebih dari sepuluh kali lipat dalam tiga tahun terakhir, dari 1,3 terabits per second (tbps) di 2021 menjadi 14 tbps di 2024, kehadiran IIX-JK2 menjadi kebutuhan yang mendesak," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (6/1).

Arif menuturkan kehadiran IIX-JK2 untuk melengkapi Indonesia Internet Exchange (IIX) yang telah ada sebelumnya di Cyber 1, dengan fokus mendekatkan penyedia layanan internet (ISP) dengan penyedia konten digital (content providers) dan hyperscalers. Solusi ini diharapkan mampu mengatasi tantangan yang sebelumnya dihadapi, termasuk keterjangkauan dan efisiensi pengelolaan trafik data yang terus meningkat.

"Infrastruktur ini memungkinkan ISP untuk menghubungkan trafik mereka dengan lebih efisien, mengurangi latensi, serta mendukung transformasi digital semakin kuat," ucapnya.

APJII mencatat potensi pasar pusat data di Indonesia terus tumbuh pesat, dengan nilai pasar mencapai US$3,7 miliar atau setara Rp57,7 triliun pada 2024, serta investasi mencapai US$634 juta atau senilai Rp9,8 triliun. Berdasarkan proyeksi Kementerian Komunikasi dan Informatika, Asia Tenggara diperkirakan akan memiliki kapasitas pusat data sebesar 2.733 megawatt pada 2028.

“Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama dalam industri pusat data, terutama dengan kelebihan sumber daya listrik di Jawa dan Batam," ucapnya.

"Namun, keberhasilan ini memerlukan regulasi yang ramah investasi, insentif yang menarik, serta kepastian hukum yang mendukung perkembangan ekosistem digital," tambah Arif.

Sementara, Komisaris Utama BDDC Setyanto Hantoro menerangkan, pusat data JST1 dirancang sebagai fasilitas tier IV yang bersertifikasi global dari Uptime Institute untuk mendukung operasional selama 24 jam. Dengan kehadiran IIX-JK2, pihaknya memastikan interkonektivitas akan lebih baik dengan mempercepat distribusi data.

"Selain itu, dengan kepastian hukum, tarif listrik yang kompetitif, dan insentif yang mendukung, Indonesia dapat menjadi pusat investasi data center di Asia Tenggara," harapnya.

Ia menjelaskan IIX-JK2 mempermudah interkoneksi dengan penyedia konten global seperti Alibaba Cloud, AWS, Google Cloud, Microsoft Azure, serta platform digital besar lainnya seperti Akamai, Tencent, dan ByteDance (TikTok), sehingga meningkatkan efisiensi distribusi data. (J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya