Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia berpartisipasi dalam acara Jakarta International Logistics Summit & Expo (JILSE) 2016 di Kemayoran, Jakarta Pusat. Acara yang berlangsung sejak kemarin sampai besok itu juga merupakan peresmian Pusat Logistik Berikat (PLB) tahap II tempat GMF Aero Asia menerima fasilitas tersebut dari Ditjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
GMF merupakan penerima fasilitas PLB dalam bidang aviasi satu-satunya di Indonesia. Di hari pertama keikutsertaan GMF dalam pameran logistik dan supply chain kemarin, selain diresmikan sebagai Pusat Logistik Berikat, GMF menyepakati kerja sama dengan beberapa mitra strategis, seperti Airbus untuk managed inventory, DB Schenker untuk supply aircraft material, dan Alliance 21 untuk aktivitas shipment dalam rangka mendukung kecepatan maintenance pesawat.
Direktur Utama GMF Aero Asia Juliandra Nurtjahjo mengatakan GMF telah melewati beberapa proses administrasi dan teknis yang menjadi prasyarat dari Ditjen Bea dan Cukai.
“Tentunya dengan pemberian fasilitas ini kami berharap GMF dapat menjadi hub lalu lintas logistik komponen pesawat di Indonesia,” kata Juliandra di Kemayoran, Jakarta, kemarin.
PLB GMF Aero Asia, menurutnya, menawarkan sejumlah fasilitas untuk melayani kebutuhan produksi dan membuka kesempatan besar untuk area trading logistik dalam industri aviasi.
“Just in time project menjadi mudah dan proses dwelling time dapat ditekan menjadi 24 jam maksimal sehingga kebutuhan komponen pesawat dapat tersedia dengan cepat,” paparnya.
Fasilitas itu diyakini bakal menguntungkan bagi maskapai yang melakukan maintenance mengingat kecepatan distribusi material menjadi fokus utama dari pelaku bisnis maintenance, repair, and overhaul (MRO). Keberadaan PLB di GMF Aero Asia memiliki beberapa keuntungan lain bagi pelaku industri aviasi, di antaranya dengan fleksibilitas dapat dimiliki GMF, pemasok dan importir komponen material.
Penyederhanaan
Fleksibilitas yang dimaksud, lanjut Juliandra, ialah penyederhanaan kegiatan penimbunan barang dalam industri PLB. Sementara itu, para pelaku industri aviasi akan mendapatkan penangguhan bea masuk dan pajak apabila transaksi dilakukan di dalam Pusat Logistik Berikat.
Selain itu, keuntungan bagi GMF selaku penerima fasilitas PLB di sini ialah meminimalisir turn around time untuk pengerjaan perawatan pesawat terbang.
“GMF berharap dapat berkontribusi dalam memastikan kelaikan pesawat terbang,” tegas Juliandra.
Menurutnya, sebagai perusahaan MRO yang memiliki visi menjadi 10 besar MRO di dunia pada 2020 dari saat ini di posisi 17 besar, GMF komit untuk berkembang sesuai dengan target yang ditetapkan. Fasilitas PLB, ujar Juliandra, akan menjadi nilai tambah tersendiri bagi GMF.
“Dengan berbagai macam kemudahan fasilitas yang ditawarkan nantinya, para maskapai customer GMF akan menjadikan GMF sebagai strategic partner dalam hal perawatan pesawat terbang,” ujarnya optimistis. (E-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved