Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Kecerdasan Buatan Dominasi Pasar Asia Pasifik

Insi Nantika Jelita
11/12/2024 22:29
Kecerdasan Buatan Dominasi Pasar Asia Pasifik
Chief Executive Officer (CEO) Ipsos APEC Hamish Munro(MI/Insi Nantika Jelita)

PERUSAHAAN riset pasar independen, Ipsos in Indonesia, dalam laporan edisi terbaru Global Trends Report, mengemukakan tiga tren utama yang mendominasi pasar di kawasan Asia Pasifik saat ini.

"Pertama, penggunaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), terutama di Indonesia, India, dan Thailand," papar Chief Executive Officer (CEO) Ipsos APEC Hamish Munro dalam pemaparan laporan Global Trends Report di Jakarta, Rabu (11/12).

Ia memaparkan, laporan itu didapat dari survei yang melibatkan 50 ribu responden dari 50 pasar, sehingga dianggap memiliki representasi yang besar atas audiens global.

Dari survei itu, di Indonesia, 68% responden percaya AI memiliki dampak positif bagi dunia. Angka itu jauh di atas rata-rata global sebesar 57%.

"Kecerdasan buatan mengubah banyak hal tentang apa yang kita lakukan. Ini yang menjadi daya tarik investor," ujarnya.

Kendati demikian, optimisme responden tersebut disertai dengan kekhawatiran soal privasi data. Sedikitnya 76% responden khawatir tentang bagaimana informasi mereka digunakan. Utamanya, mengenai data pribadi.

Berikutnya, tren yang mendominasi pasar Asia Pasifik ialah retreat to old systems atau sistem penyesuaian ulang. Nostalgia dianggap memengaruhi perilaku konsumen, mendorong brand untuk menggabungkan nilai-nilai tradisional dengan inovasi modern.

Di Indonesia, ungkap Hamish, 94% responden memprioritaskan tradisi sebagai nilai inti masyarakat, sekaligus menjadi persentase tertinggi di kawasan ini.

"Jika Anda melihat kelompok usia muda, katakanlah dari usia 16 tahun hingga 30 tahun, mereka lebih sering merujuk pada masa lalu dan berkata saya menyukai apa yang dimiliki orang tua saya," kata Hamish.

Ia menyampaikan berbagai brand lokal telah berhasil memanfaatkan tren itu dengan menggabungkan warisan budaya dan strategi kontemporer untuk menjangkau audiens yang beragam.

"Mereka menghargai masa lalu. Bukan berarti mereka ingin kembali ke masa lalu, tetapi mereka menikmati manfaat ekonomi yang terjadi dalam 20 tahun-30 tahun terakhir dan menghargai hal itu dari sudut pandang merek," lanjutnya.

Isu ketiga yang mendominasi pasar Asia Pasifik ialah soal konvergensi iklim.

Hamish menyebut mayoritas responden berpendapat pentingnya menghadapi perubahan iklim. Sebanyak 73% responden menyatakan mereka sudah mengambil langkah untuk melindungi lingkungan. Sentimen itu sangat kuat di Indonesia, 91% konsumen mengaku telah aktif terlibat.

"Selain itu, beberapa brand di Indonesia pun berkontribusi melalui solusi kemasan berkelanjutan dan menyelaraskan inisiatif mereka dengan target negara mencapai net zero emission di 2060," imbuhnya. (E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Mirza
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik