UMKM Perlu Didorong Menuju Bisnis Inklusif

Naufal Zuhdi
01/12/2024 11:23
UMKM Perlu Didorong Menuju Bisnis Inklusif
Kerajinan tangan dari tanaman eceng gondok di Makassar: Perajin menyelesaikan pembuatan kerajinan berbahan dasar tanaman eceng gondok (Eichornia crassipes) di industri rumahan Rama Craft di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (6/11/2024). UMKM binaan PT PLN ((ANTARA/Andri Saputra)

KEMENTERIAN Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menekankan pentingnya konsep inklusivitas pada model bisnis UMKM di Indonesia sebagai upaya untuk mewujudkan ekonomi berkelanjutan.

Kepala Biro Hukum dan Kerja Sama Kementerian UMKM Henra Saragih mengatakan, sudah saatnya UMKM memberi dampak positif pada lingkungan melalui model bisnis inklusif, dari sekadar berorientasi pada keuntungan saja.

"Praktik bisnis inklusif merupakan konsep usaha yang memiliki manfaat nyata terhadap <i>Bottom of Pyramid (BoP) dalam menghadapi tantangan ekonomi global. Konsep bisnis inklusif juga sangat diperlukan untuk mendorong pengentasan masyarakat dari kemiskinan ekstrem," ujar Henra saat membuka Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Promoting Inclusive Business in Indonesia di Bogor, Jawa Barat, Minggu (1/12).

Diskusi itu, sambungnya, bisa menjadi sarana untuk memajukan praktik bisnis inklusif di Indonesia, sekaligus mendorong keterlibatan UMKM pada pembangunan berkelanjutan.

"Munculnya model bisnis inklusif juga bisa memberikan dampak positif dalam pelestarian lingkungan, sekaligus mengemansipasi kehidupan sosial masyarakat di sekitarnya," kata Henra.

Di kesempatan yang sama, salah satu Tim Ahli UKM Indonesia Deasy Nurmalasari menyebut Indonesia masih terkendala banyak persoalan sosial, utamanya terkait dengan ancaman ketimpangan yang semakin lama semakin mengkhawatirkan.

"Banyaknya masalah yang hadir, seharusnya juga menjadi alasan yang kuat untuk mendorong pertumbuhan bisnis inklusif dan pengusaha sosial di Indonesia," tuturnya.

Senada dengan Deasy, Anggota Komite Kewirausahaan dan Peningkatan Kapasitas dan Ekonomi Inklusif Apindo Imam Fauzi menyatakan, banyak sektor yang sebenarnya potensial untuk dapat menerapkan konsep bisnis inklusif di Indonesia.

"Mulai dari pemberdayaan UMKM di sektor pertanian dan perikanan, kesehatan dan layanan sosial, teknologi digital, hingga sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang bisa menjadi ceruk pertumbuhan yang besar untuk bisnis inklusif," tutur Imam.

Ia berharap, dengan semakin gencarnya promosi model bisnis inklusif yang didukung dengan kebijakan pemerintah, bisnis yang berorientasi sosial dapat semakin tumbuh subur di Indonesia. (E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Mirza
Berita Lainnya