Headline
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.
INDUSTRI UMKM dan brand lokal Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Tidak lagi hanya sebagai alternatif, brand lokal kini menjadi pilihan utama bagi konsumen.
Maka dari itu, untuk membahas strategi utama mendukung pertumbuhan brand lokal di Indonesia yang terus mengalami perkembangan signifikan, pelopor house of brands berbasis teknologi terbesar di Indonesia, Hypefast menggelar acara Press Conference bertajuk Key Growth Driver for Local Brands in 2025 di showroom Modena Suryo, Jakarta.
CEO Hypefast, Achmad Alkatiri, menjelaskan bahwa fenomena kompetisi ketat dengan brand global, termasuk brand asal Tiongkok, menjadi salah satu perhatian utama. Berdasarkan riset yang dilakukan, 6 dari 10 konsumen Indonesia belum dapat membedakan produk lokal dengan produk impor dari Tiongkok.
"Data ini juga diimbangi dengan Compas data based on Shopee and Tokopedia yang menunjukkan bahwa 4 dari 10 brand kosmetik dengan penjualan tertinggi di Indonesia saat selama Ramadan merupakan brand Tiongkok," ucap Achmad dalam keterangannya, Jumat (29/11).
Achmad juga mengungkapkan, pendekatan hyperlokal bisa mulai digencarkan kembali oleh local brand. Pasalnya, produk asal Tiongkok juga sudah mulai masuk ke 7 dari 10 toko di daerah Indonesia.
“Hypefast mendorong local brand untuk mulai pendekatan secara hyperlokal, tidak hanya fokus ke mainstream channel," cetus Achmad.
Melalui acara ini, Hypefast menegaskan perannya sebagai penggerak utama ekosistem brand lokal, Hypefast juga terus berupaya memastikan bahwa produk Indonesia tidak hanya dicintai di pasar domestik tetapi juga memiliki daya saing di kancah internasional.
Sementara itu, CEO Jacquelle Beauty, Budi Thomas, menyatakan bahwa tantangan dalam local brand menghadapi kompetisi adalah dari sisi suplai dan teknologi yang saat ini masih terbatas.
“Customer sudah pintar dan bisa membedakan brand yang kredibel. Sehingga dari sisi brand, bisa fokus membangun reputasinya lewat pengembangan produk yang relevan dengan kebutuhan konsumen. Ini praktik yang terus diupayakan Jacquelle Beauty," ungkap Budi.
Kesuksesan kolaborasi Jacquelle Beauty bersama Jazzy lewat Jacquelle Glitter Gloss Tint x Jazzy-Inside Out Edition adalah salah satu contoh perusahaan dalam membangun relevansi terutama bagi Generasi Z yang ingin mengekspresikan diri.
"Selain itu, lewat produk ini, Jacquelle Beauty juga menonjolkan dari sisi pengalaman konsumen yang unik di mana hal inilah yang saat ini jadi perhatian konsumen saat memilih produk. Pengalaman konsumen menjadi poin yang juga disoroti sebagai kunci pertumbuhan brand dengan memanfaatkan kehadiran offline mereka. Hal ini didukung dengan fakta bahwa era pascapandemi, aktivitas belanja offline kembali menjadi pilihan utama konsumen," imbuhnya.
Di sisi lain, PLT Head of Retail Kurator Sarinah, Diah Minarni, mengungkapkan bahwa saat ini banyaknya jumlah UMKM tidak diimbangi 'lapak' penjualan. Diah menambahkan, selain inovasi, brand juga tidak boleh melupakan strategi komunikasi. Strategi Sarinah dalam memisahkan konsumen berdasarkan 7 layer dianggap cukup efektif dalam mengidentifikasi target market berdasarkan area dan daya beli. Data-data inilah yang kemudian mendukung pertumbuhan brand lokal yang hadir di Sarinah.
“Data, evident, dan brand bisa pastikan mitranya sudah siap untuk ekspansi dan inovasi. Karna consumer Indonesia tipe yang setia ketika brand komitmen dengan produk dan menjawab masalah konsumennya. Cintai produk Indonesia tidak boleh hanya berhenti menjadi tagline, tetapi juga menjadi budaya," tandas Diah. (J-3)
SAAT ini industri merek lokal terutama pada bidang kecantikan sedang mengalami fenomena local brand winter atau periode kecenderungan penurunan merek lokal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved