DARI volume penjualan, kendaraan pikap kabin ganda (double cabin/D-Cab) memang bak 'anak bawang' jika dihadap-hadapkan dengan segmen favorit di pasar otomotif Indonesia seperti multipurpose vehicle (MPV). Akan tetapi, di tengah inferioritas itu, D-Cab tetap menyerbu pasar melalui peluncuran model-model baru dalam waktu yang relatif berdekatan. Empat dari tujuh pabrikan yang bermain di segmen ini telah meluncurkan produk D-Cab teranyar mereka pada 2015. Dimulai dari All-New Nissan NP300 Navara pada April, All-New Mitsubishi Strada Triton pada awal Agustus, disusul All-New Toyota Hilux serta New Ford Ranger yang dirilis pada Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2015 di penghujung Agustus.
Fenomena itu cukup menarik di tengah kondisi ekonomi dan bisnis yang lesu sekarang ini. Kita tahu, jenis kendaraan itu sebagian besar difungsikan sebagai kendaraan komersial (fleet) untuk bisnis komoditas seperti pertambangan, perkebunan, atau bisnis minyak dan gas (migas). Adapun sektor-sektor bisnis tersebut dalam dua tahun terakhir sedang 'tiarap' hingga berdampak langsung pada penjualan D-Cab. Data Gaikindo saja menunjukkan bahwa penjualan D-Cab, yang termasuk kategori pikap berpenggerak empat roda bersama pikap kabin tunggal (single cabin/S-Cab)--yang lebih digunakan di perkebunan skala kecil maupun logistik antar kota--mencapai 8.952 unit sepanjang Januari-Juli.
Angka itu turun 27,91% dari periode yang sama tahun lalu. Penurunan tersebut seirama dengan penurunan pasar otomotif secara total sebesar 20,77% menjadi 581.107 unit. Sebagai gambaran lebih, aktivitas komersial kendaraan pikap berpenggerak empat roda pada 2014 juga cuma berjumlah 19.976 unit, turun 30,75% dari 2013 yang merengkuh penjualan 28.845 unit. Lantas, apa yang membuat keempat pemain segmen D-Cab tadi tetap meluncurkan para jagoannya pada tahun ini? GM Strategi Pemasaran dan Perencanaan Produk PT Nissan Motor Indonesia Budi Nur Mukmin menjelaskan Navara awalnya memang berkutat sebagai mobil para penggemar off road.
Lalu, untuk mengakselerasi penjualan di Indonesia, Nissan mengeluarkan model kendaraan niaganya. "Pasar D-Cab ini porsi terbesarnya memang untuk sektor kendaraan niaga. Pengguna individu kecil sekali. Jadi, kami harus bermain di kendaraan niaga. Kami tidak ingin saat ekonomi membaik kami belum ada (di sektor komersial)," papar Budi di sela peluncuran All-New NP300 Navara di Jakarta. Mitsubishi, yang memiliki model fleet dengan andalannya Mitsubishi Triton (dulu namanya Strada Triton), menjelaskan ingin mengincar peluang di sektor migas.
"Memang, sektor pertambangan dan perkebunan belum membaik, tapi saya membaca beberapa perusahaan migas harus melakukan peremajaan tahun ini dan kita akan mencoba meraihnya," tukas Kepala Departemen Mobil Penumpang dan Kendaraan Komersial Ringan PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) Imam Choeru Cahya pascapeluncuran All-New Triton di Serpong. Di samping itu, peluncuran All-New Triton juga menjadi usaha Mitsubishi menyentuh pangsa pasar 50% sekaligus menjadi pemimpin segmen pikap berpenggerak empat roda di akhir tahun. Upaya menjadi nomor satu itu tidak main-main.
KTB bahkan secara rutin menggelar klinik safety driving di wilayah pertambangan sebagai bagian dari aktivitas purnajual mereka. Operating General Manager of MMC Marketing Division KTB Irwan Kuncoro menyebut pelatihan keselamatan berkendara Triton dilakukan secara kontinu untuk memastikan pelanggan berkesempatan memahami pentingnya keselamatan berkendara di medan yang berat. Toyota, di sisi lain, mengeluarkan Hilux baru yang harga jualnya berada di tengah-tengah varian S-Cab dan D-Cab. Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor Rahmat Samulo menyebut varian Hilux ketiga itu ialah upaya memperbesar pasar dengan profil konsumen berbeda.
"D-Cab dipakai level manajerial menengah ke atas. Kalau yang level operasional, biasanya menggunakan yang lebih terjangkau. (Varian baru) ini untuk manajer ke bawah kira-kira," terang Samulo ketika dihubungi, Senin pekan ini. Secara umum, jual-beli D-Cab diprediksi menurun hingga kisaran 16 ribu unit pada akhir tahun nanti, saat pasar otomotif secara total diperkirakan 950 ribu-1 juta unit. "Saya melihat performa D-Cab di semester II akan sama saja di semester I, tinggal dikalikan saja," kata Samulo. Sebagai informasi, pada semester I kemarin, D-Cab hanya mampu terjual 8.220 unit.
"Tapi jelas pasar di segmen ini masih memiliki prospek. Tapi saya belum bisa memastikan kapan akan membaik," sambung Samulo. Budi memperkirakan konsumen D-Cab tahun ini akan terbagi masing-masing 40% antara migas dan perkebunan, dan 20% sisanya ialah pertambangan plus individu. "Tahun 2015 ini masih berat, tetapi kita mungkin bisa berharap lebih di 2016," tutup Budi berekspektasi. Di pasar global pun, momentum untuk kendaraan D-Cab sepertinya tinggal menunggu waktu. Itu sebabnya, produsen sekelas Renault pun kabarnya akan memperkenalkan produk D-Cab mereka di ajang Frankfurt Motor Show tahun ini. Nantinya, model tersebut akan menjadi produk global yang dijadwalkan akan diluncurkan pada paruh pertama 2016.