Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Nilai Investasi KEK Capai Rp205 Triliun di Semester Pertama 2024

M Ilham Ramadhan Avisena
07/8/2024 23:40
Nilai Investasi KEK Capai Rp205 Triliun di Semester Pertama 2024
Pembangunan proyek Smelter Freeport di Kawasan Ekonomi Khusus Java Integrated and Industrial Port Estate (KEK JIIPE), Gresik, Jawa Timur,(Antara)

MENTERI Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, pemerintah telah membangun 22 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di berbagai wilayah di Tanah Air. Hingga enam bulan pertama di tahun ini, nilai investasi di sejumlah KEK telah mencapai Rp205,2 triliun dengan serapan tenaga kerjanya 132.227 orang.

"Kawasan Ekonomi Khusus ini kita sudah membangun 22 Kawasan Ekonomi semacam ini, dari Aceh sampai Papua. Dan sampai semester pertama tahun ini investasinya Rp205,2 triliun, serapan tenaga kerjanya 132.227 orang," ujarnya seperti dikutip dari siaran pers, Rabu (7/8).

KEK Kendal merupakan salah satu KEK yang terbilang progresif. Sejak ditetapkan pada 2019, KEK Kendal telah berhasil menghadirkan 105 pelaku usaha (investor) untuk berinvestasi di kawasan.

Secara kumulatif, KEK Kendal telah merealisasikan investasi sebesar Rp55 triliun, serta menyerap tenaga kerja lebih dari 49.000 orang.

Bersama dengan kawasan lainnya di Pantai Utara Jawa, KEK Kendal telah menjadi bagian dari infrastuktur utama ekonomi di Pulau Jawa, yang secara spasial turut berperan sebanyak 57% dari perekonomian nasional.

Kawasan Pantai Utara Jawa merupakan kawasan yang sangat strategis dengan populasi penduduk sekitar 50 juta jiwa dan mampu memberikan kontribusi terhadap PDB Nasional mencapai sekitar 20,7%.

PT Indonesia BTR New Energi Material menjadi salah satu perusahaan yang baru membangun pabrik bahan anoda baterai lithium di KEK Kendal. Perusahaan telah berhasil menyelesaikan pembangunan pabrik tahap pertama di KEK Kendal dalam waktu 10 bulan, yang saat ini menjadi pabrik anoda terbesar di dunia di luar Tiongkok.

Kemudian, konstruksi tahap kedua akan dimulai pada semester kedua tahun ini dengan target COD pada Maret 2025. Setelah Tahap I dan II selesai, Indonesia nantinya akan menjadi produsen bahan anoda baterai litium-ion terbesar kedua di dunia dengan total produksi 160.000 ton per tahun.

Pada tahap pertama, proyek tersebut akan menghasilkan kapasitas produksi hingga 80.000 ton material anoda per tahun dengan investasi sebesar US$478 juta. Kemudian, di tahap kedua nanti akan memberikan tambahan kapasitas produksi sebesar 80.000 ton per tahun, dengan rencana investasi sebesar US$299 juta.

Proyek tersebut secara total akan menciptakan lapangan kerja bagi 7.800 tenaga kerja, dengan serapan 6.000 tenaga kerja lokal pada saat konstruksi dan 1.800 tenaga kerja lokal pada saat beroperasi di tahap pertama dan kedua.

Selanjutnya, Proyek BTR akan memberikan kontribusi devisa sekitar USD1 miliar per tahun. Proyek tersebut akan mengisi kekosongan industri anoda baterai lithium di indonesia dan wilayah ASEAN.

Selain mendukung program hilirisasi pemerintah, proyek tersebut juga diharapkan akan dapat mendorong supply chain industri energi baru sekaligus mendukung integrasi Indonesia ke dalam rantai pasokan global bahan baterai litium sehingga dapat menjadi pemain global dalam ekosistem baterai dan kendaraan listrik. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya