Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
EMITEN perbankan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatatkan kinerja positif pada kuartal II 2024. Realisasi penyaluran kredit konsolidasi BMRI mencapai Rp1.532 triliun pada paruh pertama di tahun ini atau tumbuh 20,5% secara year on year (yoy).
Pertumbuhan kredit tersebut turut diikuti realisasi laba bersih Bank Mandiri yang secara konsolidasi yang tumbuh 5,23% yoy menjadi Rp 26,6 triliun pada akhir kuartal II 2024.
"Sampai dengan Juni 2024, kredit Bank Mandiri secara konsolidasi tumbuh agresif sebesar 20,5% year on year, jauh di atas pertumbuhan kredit industri perbankan yang berada di kisaran 12%," ungkap Direktur Utama (Dirut) Bank Mandiri Darmawan Junaidi dalam Paparan Kinerja Bank Mandiri Kuartal II 2024 di Jakarta, Rabu (31/7).
Baca juga : Laba Bersih Konsolidasian Bank Mandiri Naik 5,23% per Juni 2024
Penyaluran kredit ke segmen korporasi menjadi kontributor terbesar, dengan realisasi mencapai Rp561 triliun pada kuartal II 2024, meningkat 29,7% yoy dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp433 triliun.
Segmen komersial juga mencatat peningkatan kredit sebesar 21,7% yoy menjadi Rp 262 triliun. Untuk kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) tumbuh 6,3% yoy mencapai Rp127 triliun. Diikuti dengan laju kredit konsumer yang meningkat 9,02% yoy menjadi Rp 116 triliun.
Darmawan menjelaskan pertumbuhan kredit yang agresif di kuartal II 2024 didorong oleh segmen wholesale yang tumbuh 27% yoy di tengah permintaan yang masih baik dari nasabah segmen ini. Kredit di segmen ritel Bank Mandiri juga tumbuh 10,8% yoy, di atas industri segmen ritel yang berada di 8,6% yoy. Dengan melihat trajektori yang baik tersebut, BMRI merevisi target pertumbuhan kredit di tahun ini.
Baca juga : Bank Mandiri Ditunjuk sebagai Mitra Layanan Terintegrasi Golden Visa
"Revisi tersebut dari sebelumnya sebesar 13-15% yoy, menjadi sebesar 16-18% yoy secara konsolidasi," jelas Dirut Bank Mandiri.
Dalam menjaga kualitas aset, Bank Mandiri juga telah membentuk pencadangan yang memadai. Sampai dengan Juni 2024, telah disiapkan pencadangan yang cukup, dengan NPL coverage ratio bank di level 332%.
Pihaknya optimistis pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) dapat mendukung ekspansi bisnis dan menjaga kebutuhan likuiditas secara operasional bank. Pertumbuhan DPK Bank Mandiri tercatat 15,45% yoy menjadi Rp 1.651 triliun.
"Selain itu Bank Mandiri akan terus memonitor kondisi likuiditas pasar sepanjang sisa tahun 2024. Bank Mandiri memiliki beberapa opsi dalam rangka pendanaan jangka panjang seperti transaksi bilateral maupun penerbitan surat berharga," pungkasnya. (N-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved