Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
MENTERI Investasi/ Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa kondisi ekonomi global saat ini belum benar-benar pulih. Mulai dari pegang dagang, pandemi, hingga konflik atau pegang telah memperburuk situasi ekonomi di hampir semua negara.
Kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian itu lantas berdampak krisis di berbagai negara. Tidak heran, kata Bahlil, ada sekitar 95% mengajukan pinjaman dari International Monetary Fund (IMF), yang disebutnya sebagai pasien IMF.
"Kita tahu ekonomi global tidak sedang baik-baik saja. Bapak/ibu semua kondisi tidak baik-baik saja. Saudara 95 negara yang menjadi pasien IMF, sudah 95 negara dan ini menjadi lampu kuning bagi kondisi ekonomi global," ujarnya dalam acara The 1st HIPMI Womenpreneur Conference, Selasa (30/7).
Baca juga : IMF dan Bank Dunia Peringatan Perang Gaza dan Serangan di Laut Merah Membayangi Ekonomi Global
Dijelaskannya, kondisi tersebut berawal dari panasnya hubungan dagang atau perang dagang antara China dan Amerika Serikat dimulai tahun 2016. Perang dagang belum usai, muncul pandemi covid-19 yang melanda hampir semua negara.
"Itu pandemi belum selesai yang membuat konsensus global, perang Ukraina-Rusia tambah membuat galau semua. Perang Rusia-Ukraina belum selesai perang di Timur Tengah Palestina-Israel. Akhirnya apa pertumbuhan ekonomi global di bawah 3% dan itu sudah dikoreksi," ucapnya.
Meski demikian, kata Bahlil, Indonesia menjadi salah satu negara yang mampu melewati tantangan ekonomi global tersebut. Menurutnya, ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh positif di masa-masa sulit tersebut.
"Dari sekian tantangan Indonesia mempunyai harapan kenapa 2023 pertumbuhan ekonomi kita masih 5% lebih dengan inflasi di angka 2% . Pertumbuhan ekonomi kita ada pertumbuhan ekonomi terbaik di dunia dalam negara G20," jelasnya.
Salah satu faktor pendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah instrumen investasi. Pemerintah terus mendorong peningkatan investasi melalui berbagai kebijakan. Bahkan saat ini investasi di Indonesia cukup merata alias tidak hanya berpusat di Pulau Jawa saja. (Z-6)
WAKIL Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan butuh kehati-hatian dalam menentukan langkah yang tepat untuk menghadapi tantangan dampak gejolak ekonomi global.
Forum ini merupakan bagian dari inisiatif Indonesia Economy Outlook 2045, sebuah program berkelanjutan yang bertujuan membangun ruang diskusi terbuka dan kritis.
WAKIL Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mendorong dilakukannya upaya antisipatif dalam menyikapi dampak konflik global terhadap perekonomian nasional.
Tetap up-to-date! Ikuti berita terkini yang paling viral dan banyak dibicarakan hari ini. Dapatkan informasi lengkap dan analisis mendalam, lihat selengkapnya!
KETIDAKPASTIAN ekonomi global tidak selalu identik dengan risiko. Hal tersebut salah satunya terjadi pada emas yang mengalami lonjakan harga.
KETIDAKPASTIAN ekonomi global, tekanan geopolitik, hingga tren deglobalisasi terus membayangi prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia.
IMF mengumumkan kesepakatan awal dengan pemerintah Argentina dalam peninjauan pertama program pinjaman senilai US$20 miliar.
PEMERINTAH optimistis pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa mencapai target dengan mengandalkan kekuatan ekonomi domestik di tengah kegaduhan perekonomian global.
Salah satu faktor utama pelambatan ekonomi dunia ialah kebijakan perdagangan yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat.
Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas tajam proyeksi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat tahun 2025 menjadi 1,8%, turun drastis dari prediksi sebelumnya 2,7%.
Secara keseluruhan di tingkat global, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global sebesar 3,3% (yoy) pada 2025.
Erfan juga kerap menyoroti keresahan dirinya melihat tingginya kasus penderita kanker serviks yang berbanding lurus dengan angka kematian akibat menyebarnya virus HPV ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved