Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
LAPORAN Brand Footprint Indonesia 2024 menunjukkan bagaimana industri fast moving consumer goods (FMCG) di Indonesia tengah mengalami perubahan dinamis di tengah pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5 persen pada awal tahun ini. Laporan yang dirilis Kantar Indonesia itu menyoroti tantangan dan peluang besar yang dihadapi oleh pelaku industri FMCG.
Pertumbuhan ekonomi yang kuat berkontribusi pada lonjakan signifikan dalam belanja konsumen, yang melonjak hampir dua kali lipat dari pertumbuhan PDB.
Managing Director Kantar Indonesia Worldpanel Division Venu Madhav menjelaskan perubahan perilaku belanja masyarakat Indonesia memberikan tantangan baru bagi pelaku industri FMCG.
Baca juga : Ekonomi AS Diperkirakan tidak Stagflasi, ini Alasan Yellen
"Di tengah kondisi ekonomi yang pulih, pelaku industri FMCG harus beradaptasi dengan cepat untuk memenuhi preferensi konsumen yang semakin beragam," ungkapnya.
Laporan Brand Footprint Indonesia 2024 mencakup lebih dari 550 merek di lima sektor utama FMCG, yaitu makanan, minuman, produk susu, perawatan rumah, dan perawatan tubuh.
Studi ini melibatkan 97% rumah tangga di berbagai kota besar dan kecil di seluruh Indonesia, dari total populasi rumah tangga sebanyak 70 juta.
Baca juga : Berdaya Tahan, Ekonomi Indonesia belum Bisa Disebut yang Terbaik
Hasil laporan menunjukkan produk FMCG tetap menjadi prioritas utama dalam perbelanjaan masyarakat dari semua kalangan ekonomi dan demografi.
Fakta menarik dari laporan tersebut adalah posisi teratas di daftar merek FMCG yang paling sering dipilih oleh konsumen.
Di edisi tahun ini, Indomie berhasil mempertahankan posisi sebagai merek FMCG yang paling banyak dipilih di Indonesia. Merek mi instan ini terus dominan dan menjadi favorit di banyak rumah tangga di seluruh nusantara.
Baca juga : Berdaya Tahan, Ekonomi Indonesia belum Bisa Disebut yang Terbaik
Posisi berikutnya di peringkat 2 hingga 8 juga diduduki merek-merek yang sama seperti tahun sebelumnya.
Daftar merek teratas tersebut adalah SoKlin, Mie Sedaap, Royco, Roma, Kapal Api, Indofood, dan Nabati.
Kesamaan di antara merek-merek ini adalah konsistensi mereka dalam memenuhi kebutuhan konsumen dan kehadiran yang kuat di pasar.
Baca juga : Belanja Terus Meningkat, Masyarakat Kelompok Bawah Mulai Gunakan Tabungannya
Menurut laporan Brand Footprint, sepuluh merek teratas tersebut dibeli oleh lebih dari 60% masyarakat Indonesia, dengan frekuensi pembelian mencapai 14 kali atau lebih dalam setahun.
Hal itu menandakan dominasi yang kuat dari produk makanan dalam preferensi belanja konsumen di Tanah Air.
Senior Marketing dari Kantar Indonesia Worldpanel Division Corina Fajriyani menjelaskan studi ini menggunakan metode Consumer Reach Point (CRP) untuk mengukur sejauh mana suatu merek dapat menjangkau konsumen.
"Tahun ini, pertumbuhan CRP mencapai 59%, menunjukkan potensi besar, terutama pada kuartal pertama yang didorong oleh momen penting seperti lebaran dan Ramadan. Pengeluaran konsumen meningkat selama musim tersebut, dan pemulihan ekonomi turut memberikan dorongan tambahan bagi pengeluaran FMCG," ujarnya.
Menariknya, di antara sepuluh merek teratas, tujuh di antaranya adalah produk makanan. Satu-satunya produk minuman di sepuluh teratas adalah kopi, yang dikonsumsi 65% rumah tangga Indonesia setidaknya 20 kali dalam setahun. Ini menunjukkan preferensi tinggi terhadap kopi dibandingkan produk minuman lainnya seperti teh atau sirup.
Lapiran itu menggambarkan bagaimana industri FMCG di Indonesia tidak hanya bertahan tetapi juga berkembang di tengah dinamika ekonomi yang berubah. Posisi merek-merek teratas yang konsisten menjadi bagian penting dari prioritas belanja masyarakat, menjadikan laporan ini sebagai sumber informasi berharga bagi pelaku industri dan pemangku kepentingan di pasar FMCG. (Z-1)
Konsumen merasa tertipu, karena harga awal yang ditampilkan berbeda dengan total yang harus dibayar. Ini tentu menimbulkan ketidakpercayaan dan membuat loyalitas konsumen menurun.
Langkah ini dilakukan untuk memperkuat perlindungan hak-hak konsumen yang notabene adalah seluruh rakyat Indonesia melalui pendekatan yang lebih terpusat.
KETUA Kelompok Fraksi Partai NasDem di Komisi VI DPR RI, Rachmat Gobel, mengingatkan ada tiga hal yang harus masuk ke dalam UU Perlindungan Konsumen.
Dari brand yang tumbuh, mayoritas yakni 89% mendapatkan pertumbuhannya melalui peningkatan penetrasi atau bertambahnya jumlah rumah tangga yang membeli.
UNTUK pertama kalinya, ajang kopi terbesar di dunia, World of Coffee akan diselenggarakan di Indonesia. World of Coffee Jakarta 2025
Pentingnya negara hadir sejak awal dalam menjamin keamanan seluruh produk makanan, minuman, kosmetik serta barang-barang lain yang beredar dan dikonsumsi langsung oleh masyarakat.
ARAH pertumbuhan ekonomi Indonesia dinilai semakin suram. Indikator-indikator utama terus melemah, kebijakan publik dianggap belum efektif.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, Indonesia membutuhkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasi yang tinggi guna mencapai target pertumbuhan ekonomi.
Langkah pemerintah melakukan deregulasi terkait impor dan kemudahan berusaha diapresiasi.
HIMPUNAN Kawasan Industri Indonesia (HKI) menegaskan perlunya langkah konkret untuk memperkuat ekosistem investasi kawasan industri di tengah target ambisius pemerintah
PENURUNAN tajam peringkat daya saing Indonesia dalam laporan IMD World Competitiveness Ranking 2025 tidak lepas dari merosotnya efisiensi pemerintah dan efisiensi bisnis.
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved