Daging Kerbau, Harga Lebih Murah, Rasa tidak Kalah

MI
03/9/2016 13:15
Daging Kerbau, Harga Lebih Murah, Rasa tidak Kalah
(MI/Duta)

MASIH banyaknya persepsi masyarakat yang segan mengonsumsi daging selain daging sapi dan kambing menjadi sebuah stigma yang sulit dihilangkan. Padahal, stigma tersebut muncul karena mereka belum mencoba langsung ‘daging lain’ itu.

Karena itu, satu-satunya jalan untuk memupus persepsi negatif masyarakat tersebut ialah dengan menggencarkan sosialisasi pemanfaatan daging selain sapi. Setidaknya yang mesti lebih dikenalkan ke masyarakat ialah yang masih ‘kerabat dekat’ sapi, yaitu daging kerbau.

Sosialisasi daging kerbau itu pula yang kemarin dilakukan Perum Bulog dan Kementerian BUMN di pelataran kantor pusat Bulog di Jakarta.

Di tangan chef Chandra Yudasswara, daging kerbau diolah, dimasak, dan dihidangkan dengan beraneka rasa yang mengundang selera. Bahkan, Menteri BUMN Rini Soemarno pun mengaku terlena mencicipi berbagai masakah daging kerbau olahan chef Chandra tersebut.

“Ini semua enak. Paling top rasa steak tenderloin-nya. Tidak kalah sama sapi. Memang lebih bagus seharusnya kalau buffalo dibikin steak lebih tipis dan lemaknya lebih rendah,” tukas Rini.

Ia pun manggut-manggut ketika chef Chandra menjelaskan bahwa untuk mengolah daging kerbau menjadi steak memerlukan 1,5 jam, sekitar 2 jam untuk jadi semur, dan 45 menit untuk lasagna.

Tak cuma pejabat yang siang itu terbius daging kerbau. Frans, 37, salah seorang pengunjung ‘demo daging kerbau’ itu juga mengaku baru pertama kali mencoba daging kerbau dan, sama seperti Rini, ia tak bisa membedakan rasa daging kerbau dengan daging sapi.

“Saya sudah mencoba blackpaper tenderloin steak dan akan mencoba makanan olahan lainnya,” kata dia kepada Media Indonesia saat sedang menyantap irisan daging terakhir di piringnya.

Begitu juga dengan Kristina, 47, yang setelah mengikuti sosialisasi tersebut ingin mencoba memasak daging kerbau. “Nanti mau coba masak rendang (daging kerbau), sebab sepertinya cocok, bumbunya bisa meresap dan lembut. Buat kita yang penting harganya murah dan rasanya tetap enak. Saya pikir ini malah daging sapi karena seperti tidak ada bedanya,” ujarnya.

Soal harga, Rini menyebut, dengan harga Rp65 ribu per kilogram--hampir setengah harga daging sapi-- mestinya daging kerbau bisa lebih dijangkau masyarakat. “Apalagi kandungan kolestrolnya lebih rendah hingga 40% ketimbang daging sapi, kalori lebih rendah, dan protein yang lebih tinggi daripada daging sapi,” terangnya.

Dirut Bulog Djarot Kusumayakti mengungkapkan saat ini sudah masuk sekitar 720 ton daging kerbau impor dari total tahap pertama 10 ribu ton. “Distribusinya tidak hanya akan dibatasi di Jabodetabek, wilayah-wilayah yang belum surplus daging akan disuplai, termasuk Sumatra dan Kalimantan.” (Dro/Try/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya